Jakarta, Gatra.com - Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN) yang sekaligus Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengungkapkan potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih minim dimanfaatkan, padahal potensi yang ada di dalamnya sangatlah besar.
"Potensi EBT masih besar di Indonesia, tercatat potensinya ada 417,8 GW, namun yang baru termanfaatkan 10,4 GW atau sebesar 2.5%/" ujar Arifin Tasrif dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (14/06).
Lebih lanjut, Arifin menjelaskan bahwa potensi EBT terbesar Indonesia datang dari tenaga surya yang mencapai 207,8 GW. Teknologinya saat ini, terang Arifin sudah semakin dikuasai hingga biaya pemanfaatanya juga semakin rendah.
Selain tenaga surya, Indonesia turut memiliki potensi hidro atau tenaga air yang total potensinya mencapai 75 GW, disusul Bayu atau tenaga angin 60.6 GW, Bioenergi 32,6 GW, panas bumi 23,9 GW dan Samudera atau arus laut sebesar 17,9 GW.
"Potensinya akan didorong untuk memperbaiki bauran energi nasional dalam rangka memenuhi target Paris Agreement." jelasnya.
Untuk diketahui, Paris Agreement atau Persetujuan Paris merupakan komitmen bersama untuk menahan laju kenaikan suhu rata-rata global dibawah 2°C di atas suhu di masa praindustrialisasi dan melanjutkan upaya untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5°C di atas suhu di masa praindustrialisasi.
"Realisasi bauran energi baru terbarukan pada 2020 sebesar 11,2 persen. Diharapkan meningkat 23 persen di 2025, dan meningkat menjadi 31 persen pada 2050," pungkasnya.