Kudus, Gatra.com - Pasien isolasi di Rusunawa Bakalan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengeluhkan kurangnya fasilitas di tempat isolasi terpusat itu. Misalnya saja, mereka tidak dapat menyimak kelanjutan sinetron Ikatan Cinta lantaran tidak adanya televisi. "Enggak ada TV pak, mau nonton Andin enggak bisa," ujar satu di antara pasien isolasi yang berjemur di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Minggu (13/6).
Selain itu, pasien isolasi di tempat isolasi terpusat juga mengeluhkan minimnya pilihan menu makanan. Berkenaan hal tersebut, Ganjar meminta agar petugas di posko bisa berkomunikasi dengan pasien terkait menu makanan yang lebih variatif. "Mereka bukan objek, ini seperti tamu hotel. Wong loro (orang sakit) kan perlu dimanja to? Kalau perlu sedikit-sedikit dicek inginnya mereka maem opo wae (mau makan apa saja," jelasnya.
Ia juga meminta Bupati Kudus Hartopo tak ragu dalam mengambil keputusan terkait penanganan Covid-19. Jika kesulitan, Ganjar meminta Hartopo untuk segera menghubunginya. Terlebih terkait banyaknya tempat isolasi terpusat di Kudus yang belum optimal. "Kita sudah memetakan apa yang menjadi potensi-potensi untuk bisa dipakai sebagai tempat isolasi terpusat yang ada di sini. Tugasnya tinggal satu, eksekusi," imbuhnya dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com.
Dari data yang ada di Posko Gabungan, lanjutnya, tercatat total 599 kapasitas tempat tidur yang tersebar di 8 Kecamatan di Kudus. Namun, semuanya belum maksimal. Seperti misalnya di Rusunawa Bakalan dari total kapasitas 180 tempat tidur yang terisi baru 20 saja. "Terbayangkan enggak kalau kemudian kita bisa tahu satu persatu mereka yang sekarang isolasi di rumah dan menurut data yang ada di Kudus itu 1797. Optimalkan semua masukkan ke situ semua maka tidak perlu keluar kota," imbuhnya.
Ganjar pun berjanji bakal membackup keperluan dan kekurangan fasilitas di tempat isolasi terpusat di kabupaten berjuluk Kota Kretek. Ia pun meminta Hartopo agar menghitung apa saja yang dibutuhkan, baik itu sumber daya manusia (SDM) maupun fasilitas. "Inilah yang sungguh-sungguh harus dilakukan dengan cepat. Maka butuh eksekusi, saya minta kepada pak Bupati jangan ragu. Kalau sulit kontak saya. Kita ajak TNI Polri, kita mesti keroyok bareng-bareng," ungkapnya.
Ditambahkan, agar seluruh petugas di tempat isolasi terpusat khususnya, tetap berhati-hati. Terutama saat berkontak erat dengan para pasien. Apalagi, varian baru Covid-19 dari India terdeteksi di Kabupaten Kudus.