Sleman, Gatra.com- Dalam lima tahun kedepan, Kementerian Pertanian menargetkan hadirnya petani-petani muda sebanyak 2,5 juta. Berbeda dengan petani sekarang, petani muda didorong hadir dengan berbasis agrobisnis. Target ini disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, usai membuka The 2nd Millenial Indonesia Agropreneurs Expo 2021 di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta. "Acara yang berlangsung 12-13 Juni ini bakal menjadi ajang bagi anak-anak muda pertanian untuk membangun wirausaha pertaniannya," kata Dedi, Sabtu (12/6).
Dedi menerangkan saat ini jumlah petani di Indonesia yang mencapai 38 juta orang, sebanyak 70 persennya sudah berusia diatas 40 tahun. Dikuatirkan, tanpa adanya regenerasi, dalam sepuluh tahun mendatang mereka (27 juta) tidak akan bekerja lagi karena berusia lanjut.
"Dalam lima tahun kedepan, kami menargetkan melahirkan sebanyak 2,5 juta atau 500 ribu pertahun petani milenial di Indonesia. Target didasarkan pada kondisi sekarang, dimana perkembangan di dunia pertanian semakin maju," ucapnya.
Sebagai dorongan agar kalangan millennial mau terjun ke dunia pertaniam. Kementan menurut Dedi telah meluncurkan berbagai program baik pelatihan, pemberian insentif, sampai pendampingan sampai mereka bisa berdiri sendiri.
Kehadiran petani muda oleh Kementan akan sepenuhnya fokus dan berbasis pada agrobisnis. Pasalnya melalui bidang ini permasalahan keterbatasan lahan bisa diatasi dan produk yang dihasilkan mampu menembus pasar luar negeri. "Betul, pertanian tidak bisa dilepaskan dari lahan. Namun dengan teknologi sekarang pertanian bisa dilakukan di lahan sempit. Sehingga tidak tergantung pada luasan lahan," jelas Dedi.
Melalui berbagai teknologi seperti urban farming, system hidroponik maupun verticalponik. Para agro entrepreneur mampu menghasilkan komoditas pertanian seperti sayur-sayuran maupun tanaman hias dengan omzet miliaran rupiah pertahun. Kalangan milenial agropreneur memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian. Di masa depan, pertanian Indonesia akan sangat bergantung pada generasi muda.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto, mengatakan saat ini jumlah petani milenial di DIY baru mencapai 641 petani saja. Dalam tiga tahun ke depan ditargetkan akan ada 3.000-4.000 petani milenial melalui berbagai program pengembangan. Kami optimis hasil ini akan tercapai mengingat development indeks kita tertinggi senasional, katanya.
Dengan penguasaan teknologi informasi, petani muda tidak hanya dituntut untuk berproduksi saja, namun juga harus bisa mengolah hasil panen serta memasarkan lewat jaringan yang dimiliki.