Yogyakarta, Gatra.com - Pengurangan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta mencapai 77%. Kasus dengue yang dirawat di rumah sakit juga turun hingga 86%. Hal itu terungkap dalam publikasi The New England Journal of Medicine (NEJM), sebuah jurnal kesehatan internasional.
Hasil penelitian di NEJM tersebut adalah uji efikasi AWED (Applying Wolbachia to Eliminate Dengue) atau "Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue" selama 2017 - 2020 di Kota Yogyakarta dan sebagian wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peneliti Utama WMP Yogyakarta dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Adi Utarini, mengatakan, hasil riset ini wujud kesuksesan besar bagi masyarakat Yogyakarta. Padahal, Indonesia memiliki lebih dari 7 juta kasus dengue setiap tahun.
“Kesuksesan ini memungkinkan kami untuk memperluas manfaat Wolbachia ke kota-kota lainnya di Indonesia. Teknologi ini menawarkan peluang bagi masyarakat Indonesia agar bisa terbebas dari ancaman DBD," ujar Uut, sapaannya, lewat pernyataan tertulis, Sabtu (12/9)
Uji tersebut digelar di area percobaan dengan total populasi sekitar 312 ribu orang selama 27 bulan. Riset melibatkan 8.144 partisipan berusia 3 - 45 tahun yang mengunjungi salah satu dari 18 puskesmas karena mengalami gejala demam akut 1 - 4 hari.
Uji efikasi AWED di Yogyakarta disebut sebagai puncak dari satu dekade studi laboratorium dan lapangan. Riset ini dimulai pertama kalinya di Australia dan kemudian ke 11 negara endemik dengue.
Penelitian ini kolaborasi UGM dan Monash University, serta Yayasan Tahija. Tujuan hasil uji efikasi ini untuk mengetahui apakah pemberian Wolbachia pada populasi nyamuk Aedes aegypti lokal dapat mengurangi kasus dengue terkonfirmasi secara virologis.
Cara kerja metode Wolbachia adalah dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke tubuh nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus dengue, chikungunya, Zika, dan demam kuning. Nyamuk ber-Wolbachia ini dilepaskan di daerah endemik virus.
Setelah nyamuk ber- Wolbachia dilepaskan, mereka berkembang biak dengan nyamuk liar. Seiring berjalannya waktu, persentase nyamuk ber-Wolbachia meningkat tanpa perlu pelepasan lebih lanjut.
Selama ini DBD adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan cepat menyebar di dunia. Lebih dari 50 juta kasus terjadi secara global setiap tahun. Indonesia merupakan salah satu negara endemis dengue, dengan hampir 8 juta kasus DBD terjadi setiap tahunnya.
Penelitian tersebut menunjukkan metode Wolbachia juga efektif mencegah penyebaran Zika, chikungunya, demam kuning, dan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Vector Control Advisory Group Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun mengakui potensi Wolbachia menurunkan kasus DBD di dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia mengatakan Kota Yogyakarta adalah wilayah endemik dengue.
“Wolbachia adalah metode tepat untuk diintegrasikan dengan program pengendalian dengue yang telah ada. Kami senang dengan hasil dari uji ini. Kami harap metode ini dapat diimplementasikan di seluruh area Yogyakarta dan lebih jauh lagi, di seluruh kota Indonesia," tuturnya.