Jakarta, Gatra.com – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) mengharapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) merespons hasil penelitian terapi sel punca (stem cell) mesenkim asal tali pusat yang mampu menurunkan tingkat kematian pada pasien Covid-19.
Dekan FK UI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam,SpPD-KGEH, MMB, menyampaikan, penelitian terapi sel punca (stem cell) mesenkim asal tali pusat ini telah dipublikasi secara internasional, yakni dalam jurnal Stem Cells Translational Medicine (SCTM).
"Ya sehingga kita bisa menolong pasien-pasien kritis yang memang dalam tanda petik nampaknya secara klinis tidak harapan, mudah-mudahan dengan stem cell ini bisa kita bantu," ungkapnya dalam temu media secara daring bertajuk "FKUI Peduli COVID-19" pada Jumat (11/6).
Penelitian ini dipimpin oleh Guru Besar Ortopedi dan Traumatologi FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K). Sementara itu, pasien virus corona bergejala kritis yang diberikan sel punca itu akan dua kali lebih mungkin untuk bertahan hidup dibandingkan pasien yang tidak diberikan sel punca.
Ari menerangkan, metode penelitian ini adalah studi double-blind, randomized clinical trial dan multisenter. Randomized clinical trial, adalah terdapat kelompok yang diberikan sel punca tersebut dan ada juga kelompok yang tidak diberikan. Lalu maksud studi double-blind adalah peneliti dan dokter yang merawat ataupun pasien tidak mengetahui bahwa telah mendapatkan stem cell atau sel punca.
Ia mengatakan, riset ini dikerjakan di 4 rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Rumah Sakit Persahabatan (RS Persahabatan), dan Rumah Sakit Sulianti Saroso (RS Sulianti Saroso).
Multisenter, lanjut Ari, yaitu terdapat berbagai rumah sakit yang terlibat di dalam studi tersebut. "Dan saya ucapkan juga terima kasih kepada tim yang luar biasa ini, dukungan semuanya dan juga keempat rumah sakit yang mendukung proses riset ini," ucapnya.
Meski demikian, Ari menyampaikan bahwa semuanya juga tergantung rida Tuhan karena manusia hanya bisa berusaha atau berikhtiar untuk menyelamatkan para pasien Covid-19.
"Saya juga enggak mau mendahului. Kita udah bagus, tetapi kalau Allah berkehendak lain, ya kita tidak bisa apa namanya, mencegah apa yang sudah digariskan oleh Allah, Yang Maha Kuasa," katanya saat memberikan sambutan.