Home Kesehatan Mendag: Idealnya Indonesia Butuh 462 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Mendag: Idealnya Indonesia Butuh 462 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Jakarta, Gatra.com –‎ Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan rasa optimisme terhadap pemulihan Ekonomi Indonesia yang sejalan dengan proses vaksinasi yang terus digalakkan di Tanah Air.

Lutfi memaparkan bahwa untuk mencapai herd immunity, dari 273 juta rakyat Indonesia, maka 70% jumlah tersebut atau setara dengan 188 juta orang harus disuntik vaksin Covid-19. Namun, bila mengurangi jumlah komorbid dan penyintas, maka jumlah orang yang harus divaksin mencapai 181,5 juta orang.

"Bila setiap orang membutuhkan dua dosis vaksin virus corona, maka 181 juta orang dikalikan dua dosis, maka kebutuhan mencapai 362 juta dosis vaksinasi," ungkapnya saat membuka acara Webinar yang bertemakan 'Tolong Menolong Mendorong Vaksin Gotong Royong', pada Jumat (11/6).

Namun terkait kendala teknis, banyak tempat di Indonesia yang masih memiliki sistem logistik yang tak stabil, seperti pasokan listrik dan banyak tempat yang belum memiliki mesin pendingin yang memadai ketika terjadi gangguan jaringan listrik. Oleh sebab itu, Indonesia harus memiliki cadangan vaksin Covid-19 sebesar 15%, maka total kebutuhan mencapai 462 juta dosis vaksin.

Lebih lanjut, Mendag mengungkapkan bahwa jumlah dosis vaksin tersebut akan mampu terpenuhi pada akhir kuartal I tahun 2022. Tak hanya itu, Vaksin Merah Putih juga akan mulai diproduksi pada periode tersebut.

"Pada ujung kuartal I tahun 2022, vaksin Merah Putih yang notabenenya adalah vaksin asli buatan anak bangsa ini akan bisa segera diproduksi." kata Lutfi.

Pada kesempatan itu, Lutfi turut menyebutkan tentang Program Vaksin Gotong-Royong yang 15 juta dosisnya akan dikerjakan oleh Sinopharm sementara 5 juta dosis lainnya diproduksi oleh Cansino. Khusus vaksin Cansino ini hanya membutuhkan satu kali suntikan. Dengan demikian, kedua vaksin tersebut dapat mencukupi kebutuhan 12,5 juta orang.

"Vaksin Gotong Royong adalah sebuah simbol dari pribahasa kita; berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Dan ini merupakan suatu tema dari kebangsaan kita yang memang akan kita kerjakan sebagai bagian dari kearifan lokal kita," katanya Lutfi.

195