Banyumas, Gatra.com– Perum Bulog mengirim beras untuk daerah di luar Jawa untuk mengatasi membeludaknya stok beras dan gabah di wilayah Ini. Stok melimpah menyebabkan harga gabah di tingkat petani jatuh. Kepala Cabang Bulog Banyumas, Dani Satrio mengatakan sejauh ini pihaknya telah mengirimkan 500 ton beras untuk luar Jawa. Pengiriman akan terus dilakukan secara bertahap. Pemenuhan kebutuhan beras untuk daerah di luar Jawa dilakukan karena pasar beras di Jawa sedang seret terdampak pandemi Covid-19. “Nih, kita juga sudah sampai mengirim sampai ke luar Jawa. Kemarin sih sudah 500 ton,” kata Dani Satrio, Rabu (9/6).
Dia menjelaskan, Bulog Banyumas sudah berupaya menyerap gabah semaksimal mungkin. Bahkan, seluruh gudang bulog telah penuh, termasuk empat gudang filial (tambahan) di empat kabupaten wilayah kerja Bulog Banyumas. Sementara, pada Juli nanti panen raya masa tanam kedua (MT 2) juga sudah dimulai. “Intinya langkah kita itu, banyak kita sudah ngambil (dari petani) maksimal Mas. Itu gudang-gudang di Cilacap saja semuanya sudah penuh,” ujarnya.
Dani Satrio menengarai harga gabah di pasaran jatuh karena kulitas gabah yang rendah. Selain itu, kebutuhan beras pada masa pandemi Covid-19 juga turun, karena banyaknya pembatasan aktivitas masyarakat, seperti pariwisata dan industri makanan yang berimbas kepada turunnya kebutuhan beras. “Ya (harga anjlok) itu karena kualitas. Tidak semuanya sesuai dengan Permendag,” ucap Dani.
Kebutuhan beras juga menurun akibat pandemi Covid-19 menyebabkan harga gabah di wilayah Banyumas raya jatuh. Pasalnya, banyak aktivitas dibatasi. Informasi yang dihimpun, Cilacap misalnya, harga gabah kering panen (GKP) berkisar Rp3.500 – Rp3.800, jauh di bawah harga normal Rp4.500 – Rp 5.500 per kilogram.