Karanganyar, Gatra.com- Beragam jenis makanan non beras potensial dikreasi menjadi menu pangan berasa lezat dan menyehatkan. Namun sayangnya, konsumsinya masih sangat rendah. Kabid Konsumsi dan Keanekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Ignatius Haryanto Nugraha mengatakan singkong dan talas sedang dinaikkan pamornya menjadi bahan makanan pokok alternatif selain beras. Berbagai promosi sudah dilakukan, namun tetap saja konsumsinya rendah alias tak mampu menyaingi beras.
"Ada 6 komoditas makanan pokok selain beras yakni sagu, pisang, kentang, talas, jagung dan ubi. Oleh BKP Kementan, Provinsi Jawa Tengah diminta untuk fokus pada 2 komoditas utama yaitu singkong dan talas agar bisa dijadikan pengganti beras sebagai bahan pangan utama," katanya usai menghadiri lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Rabu (9/6).
Di Indonesia terdapat lebih dari 80 jenis umbi dan 800 jenis singkong. Bahkan Indonesia masuk peringkat kedua dunia setelah Brasil, sebagai negara pemilik keanekaragaman genetik tanaman pangan. Maka seharusnya tak ada dominansi jenis makanan pokok di Indonesia. Faktanya, konsumsi beras di atas ambang pemanfaatan.
"Untuk beras ambangnya 50 persen. Tapi di angka nasional, justru 64,4 persen. Sedangkan konsumsi njon beras seperti sayur, buah, protein hewani, umbi, talas masih rendah. Hanya 2 persen," katanya menjelaskan survei BPS pada 2020 itu.
Sementara, skor pola pangan harapan sebagai salah satu indikator keragaman konsumsi masyarakat Jawa Tengah Tengah berada di angka 87,1 persen. Lagi-lagi, ini disebabkan dominansi beras. "Upaya mempromosikan non beras bukan untuk menggantikan makanan pokok (beras). Tapi menaikkan substitusinya. Menurunkan konsumsi beras sampai 50 persen dan menggantinya dengan jenis lain," jelasnya. Menurutnya, jangan sampai masyarakat salah memilih makanan pengganti beras. Misalnya dengan makanan instan yang kurang lezat serta minim nutrisi.
Sementara itu dalam lomba B2SA, peserta mengkreasi berbagai bahan non beras. Juara 1 diraih PKK Desa Dayu Gondangrejo. Juru masak kelompok ini, Agustin mengatakan masakannya disajikan tiga segmen yaitu untuk sarapan, nasi kotak makan siang dan makanan penutup. "Bikinnya dadakan. Persiapan hanya sepekan. Tiak ada nasi sama sekali. Diganti bahan dari tepung mocaf, daun mengkudu, tempe gembus, singkong dan talas," katanya.
Juri menganggap rasa masakan dan penyajiannya istimewa. Sayangnya semua masakan itu bukan makanan yang setiap hari dikonsumsi. "Tiap hari makannya nasi. Pakai bahan non beras kalau ikut lomba ini saja," katanya.