Slawi, Gatra.com - Puluhan warga di Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah positif Covid-19 dari klaster pengantar paket. Salah satu di antaranya merupakan ibu hamil. Upaya untuk mencegah semakin meluasnya klaster penularan tersebut langsung dilakukan dengan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown di satu pedukuhan.
Kepala Puskemas Jatinegara Ulinuha mengungkapkan, lockdown dilakukan di Dukuh Bulak, Desa Gantungan setelah 29 warga di pedukuhan itu terpapar Covid-19. "Total 29 warga tersebut tinggalnya berdekatan di satu pedukuhan, masuknya RT 1 RW 1 Desa Gantungan," katanya, Selasa (8/6).
Ulinuha mengungkapkan, penyebaran kasus Covid-19 di pedukuhan tersebut berawal dari adanya seorang warga setempat, M, yang mengeluh sakit perut dan berobat ke Puskesmas Jatinegara pada 21 Mei. "Diagnosisnya grastitis, tapi saat itu yang bersangkutan belum kami lakukan tes swab," ujarnya.
Selang empat hari kemudian atau 25 Mei, istri M yang sedang mengandung datang ke Puskesmas Jatinegara untuk memeriksakan kandungannya karena mengalami batuk dan pilek. Karena mengalami gejala Covid-19, dia dites swab dan hasilnya positif Covid-19. "Setelah istrinya positif Covid-19, suaminya yang saat periksa belum diswab, akhirnya kami tes swab juga. Ternyata hasilnya positif juga," ujar Ulinuha.
Menurut Ulinuha, M dan istrinya kemudian dibawa ke RS Harapan Sehat Kabupaten Tegal untuk dirawat. Langkah tracing juga langsung dilakukan terhadap kontak erat keduanya yang tinggal di satu rumah. "Dari lima orang yang diswab PCR, empat di antaranya positif Covid-19 walaupun saat dirapid test antigen hasilnya negatif," sebut Ulinuha.
Tes swab PCR juga dilakukan terhadap orang tua M yang tinggal di rumah yang berbeda karena mengeluhkan gejala Covid-19. Hasilnya positif Covid-19. Dari hasil tracing kemudian diketahui jika orang tua M melakukan kontak erat dengan warga yang sama-sama bekerja di sebuah proyek jalan di Desa Gantungan. Dari tes swab terhadap 21 orang yang bekerja di proyek itu, ada dua orang yang positif Covid-19.
"Kemudian karena dua orang ini bersama orang tua M juga ke sana ke mari, kami lakukan tes swab terhadap satu RT. Rencana yang diswab 130 orang, tapi yang bisa kami swab 112 orang. Dari jumlah itu, yang positif 20 orang. Jadi keseluruhan yang positif dari klaster ini ada 29 orang. Mayoritas gejalanya ringan, seperti batuk, pilek," jelas Ulinuha.
Menurut Ulinuha, M sehari-hari bekerja sebagai kurir atau pengantar paket di Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang. Sehingga awal penularan diduga berasal dari M yang mobilitasnya tinggi saat bekerja. "Kemungkinan awalnya M menulari istrinya karena dia ada keluhan dulu dan pekerjaannya juga banyak kontak dengan orang lain. Begitu istrinya ada keluhan dan diswab positif, baru M kami swab dan ternyata positif juga," ujarnya.
Ulinuha mengatakan, hasil koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan dengan Satgas Covid-19 kecamatan memutuskan untuk melakukan karantina wilayah atau lockdown setelah muncul klaster penularan tersebut. Lockdown diberlakukan selama 14 hari. "Karantina wilayah dilaksanakan terutama di RT 1 RW 1. Jadi tidak satu desa, tapi satu lingkungan pedukuhan itu saja untuk mencegah meluasnya penularan," ujarnya.