Jakarta, Gatra.com - Menteri Kesehatan bersama Kepala BNPB, Panglima TNI, Kapolri, dan sejumlah unsur terkait telah turun ke beberapa daerah dengan lonjakan kasus COVID-19 seperti Kudus dan Bangkalan untuk mengurai dan mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan di daerah tersebut.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, cara untuk mengurai tekanan beban di rumah sakit adalah dengan pasien-pasien berat dan sedang dirujuk ke kota-kota terdekat.
“Kita merujuk pasien-pasien yang berat dan sedang ke kota-kota terdekat. Untuk Kudus ke Semarang, untuk Bangkalan ke Surabaya," ucap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengutip dari keterangan tertulis dari Sekretariat Presiden pada Senin (07/06).
Budi menjelaskan bahwa kapasistas rumah sakit di Semarang daa Surabaya masih mencukupi untuk menerima rujukan pasien COVID-19 dari Kabupaten Kudus dan Kabupaten Bangkalan.
Pihaknya juga mengirimkan dokter dan tenaga kesehatan yang bekerja dengan Ikatan Dokter Indonesia dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengurangi beban tenaga kesehatan yang terpapar virus corona di kedua daerah tersebut.
Budi juga menuturkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan tambahan vaksin COVID-19 masing-masih sebanyak 50 ribu khusus di daerah Kudus dan Bangkalan.
Adapun terkait pendidikan tatap muka terbatas, Budi menyampaikan bahwa hal tersebut harus dilakukan dengan hati-hati sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Guru juga harus menerima vaksin terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran tatap muka terbatas.
"Bapak Presiden tadi mengarahkan bahwa pendidikan tatap muka yang nanti akan dimulai itu harus dijalankan dengan ekstra hati-hati. Tatap mukanya dilakukan tatap muka terbatas. Hanya boleh maksimal 25 persen dari murid yang hadir. Tidak boleh lebih dari dua hari seminggu. Setiap hari maksimal hanya dua jam. Opsi untuk menghadirkan anak ke sekolah adalah ditentukan oleh orang tua," ucap Budi.