Karanganyar, Gatra.com - Rencana pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli mendatang bersamaan tahun ajaran baru didukung Bupati Karanganyar Juliyatmono. Ia memastikan kesiapan penyelenggara. Kini, tinggal menanti kesediaan siswa dan orangtua.
"Suka tidak suka, mau tidak mau, Juli tatap muka. Pembelajaran di rumah sudah sangat melelahkan. Terutama bagi orangtua. Eksesnya sangat dirasakan," kata Juliyatmono kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/6).
Selama setahun lebih belajar di rumah, kata Juliyatmono, pelajar mulai kehilangan sikap disiplin, penurunan akhlak dan tidak hormat ke orangtua. Pembelajaran secara jarak jauh juga menyedot ongkos untuk membeli paket internet. Menurutnya, tak semua orangtua mampu memenuhi kebutuhan itu.
"Fungsi guru sebagai pengganti orangtua saat di sekolah, sudah tidak ada. Itu eksesnya," katanya.
Uji coba pembelajaran tatap muka sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Ia meyakini metodenya tepat, yakni membatasi peserta didik yang belajar tatap muka di dalam kelas. Sistemnya secara bergiliran dengan durasi lebih singkat dibanding kelas reguler.
"Tidak perlu uji coba lagi karena sudah dilakukan. Tinggal masuk dengan sistem pembatasan. Prokes juga sudah dipahami para guru. Kini tinggal kesediaan orangtua. Sebab harus mengantongi izin mereka," katanya.
Ia meyakini pembelajaran tatap muka solusi permasalahan pendidikan saat ini. Para orangtua bisa konsentrasi mencari nafkah sedangkan buah hatinya juga mendapat edukasi tepat. Hambatan lain pada kebijakan kesehatan oleh pemerintah pusat.
"Kalau kurikulum tetap memakai darurat. Sebab belum standar untuk durasi PTM. Setidaknya mulai tatap muka dulu. Beradaptasi. Mencoba berdamai dengan pandemi," katanya.
Mengenai vaksinasi bagi guru, sejauh ini baru dari sejumlah sekolah yang mengikuti PTM lalu alias belum menyeluruh. Kekurangannya terus diupayakan terpenuhi.
"Menjelang Juli, persiapannya saya kira cukup untuk menyiapkan tatap muka," jelasnya.