Jakarta, Gatra.com- Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim mengatakan bahwa kegiatan daur ulang limbah plastik merupakan salah satu penggerak kegiatan ekonomi berbasis sirkular. "Beberapa jenis plastik memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah plastik jenis PET yang memiliki demand tinggi di industri daur ulang," ujarnya.
Bisnis daur ulang plastik sendiri, jelasnya, memiliki potensi yang besar. Terlihat dari konsumsi plastik sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang di ADUPI saja bisa mencapai 400.000 ton per tahun.
Dengan potensi yang terus berkembang, industri daur ulang sampah botol plastik juga berperan menumbuhkan lapangan pekerjaan dalam platform ekonomi sirkular.
Model ekonomi sirkulasi, lanjutnya, bertujuan untuk memperpanjang masa pakai sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk dimanfaatkan kembali. Juga sebagai alternatif bahan baku atau didaur ulang menjadi produk baru, sehingga dapat menghemat biaya produksi atau menjadi produk baru yang laku jual.
Sebagai informasi, sejak dibentuk pada 2015, ADUPI telah memiliki 499 anggota di tujuh provinsi. Mereka yang terdiri dari pengepul sampah plastik partai besar dan pabrik daur ulang ini secara aktif melakukan pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku untuk dijadikan produk baru yang bernilai ekonomi tinggi.
Christine menyebutkan, saat ini ADUPI berkolaborasi dengan Le Minerale dalam upaya proses daur ulang botol PET yang mendukung ekonomi sirkular melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional LE MINERALE (GESN). Ada rmpat program GESN, yakni meliputi membangun model ekonomi untuk meningkatkan recycling rate daur ulang plastik (DUP).
Lalu membangun sistem pusat data dan informasi DUP Indonesia. Juga membuat standardisasi dan edukasi DUP Indonesia. Serta mengedukasi pelaku DUP agar berbadan hukum.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat mengembangkan rantai kegiatan daur ulang limbah plastik mulai dari pengepul hingga industri pengolahnya,” katanya.
Director PT Tirta Fresindo Jaya, Ronald Atmadja, Sustainability menambahkan, sebagai salah satu produsen air minum yang mengunakan plastik sebagai kemasan produk, Le Minerale memiliki komitmen yang tinggi dan bersinergi terhadap upaya pemerintah dan Lingkungan dalam hal pengelolaan sampah khususnya plastik.
PET adalah jenis plastik yang banyak digunakan sebagai bahan baku produk plastik, seperti kemasan botol dan galon air minum karena sifatnya yang unggul, diantaranya berwarna jernih, ringan, mudah dibentuk, tidak mudah pecah.
"Kemasan plastik yang berbasis PET juga lebih higienis dan aman digunakan, serta mudah didaur ulang, dan bernilai ekonomis relatif tinggi," tandasnya.
Direktur Jenderal PLSB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Rosa Vivien menambahkan pendekatan ekonomi sirkular merupakan kerja sama saling menguntungkan. Dimana sampah plastik mendatangkan nilai ekonomi baru sekaligus mengurangi timbunan sampah yang pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan.
“Ini solusi yang baik dalam soal penanganan limbah plastik. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, keberadaan industri daur ulang limbah plastik juga bisa mendatangkan nafkah bagi masyarakat pengepul. Sebuah win-win solution,” katanya.