Home Kesehatan Segera Cari Penanganan Medis Jika Anak Anda Punya Hipospadia

Segera Cari Penanganan Medis Jika Anak Anda Punya Hipospadia

Jakarta, Gatra.com - Orangtua diimbau untuk segera melakukan deteksi dini dan mencari penanganan medis yang tepat jika menyadari adanya tanda dan gejala Hipospadia pada anak mereka. Karena kelainan ini dapat disembuhkan.

Penanganan medis yang segera dan tepat akan membantu anak agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Namun sayangnya, masih ada beberapa hambatan dalam tatalaksana kelainan ini, antara lain karena sebagian besar masyarakat Indonesia relatif tidak terbuka untuk mendiskusikan kelainan genitalia pada keluarga mereka.

Di samping itu, terdapat beberapa faktor lain seperti pengetahuan masyarakat mengenai hal ini yang masih rendah, sedikitnya jumlah dokter urologi anak yang berpengalaman serta adanya kekhawatiran orangtua jika anak harus menjalani operasi di era pandemi COVID-19 saat ini, dilansir dari siaran pers yang diperoleh Gatra.com Jumat siang, (4/6).

Sementara itu, Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI, dr. Arry Rodjani, Sp.U (K), menjelaskan bahwa Hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir pada alat kelamin pria yang ditandai dengan letak lubang saluran kemih yang tidak terletak pada ujung penis.

Akan tetapi, terletak pada bagian bawah batang penis. Di mana kulit kulup yang tidak terbentuk sempurna dan tampak berkumpul di bagian atas penis, sedangkan bagian bawahnya tidak tertutup (seperti hoodie) dan penis akan tampak bengkok saat ereksi.

Lanjutnya, Hipospadia merupakan kasus kelainan genital yang sering ditemukan. "Hipospadia tidak menimbulkan rasa sakit, namun menyebabkan gangguan saat berkemih. Kelainan ini dapat menimbulkan dampak jangka panjang yaitu gangguan pada fungsi reproduksi, infertilitas, dan psikologi jika tidak diterapi dengan benar," ungkap Arry.

Untuk diketahui, angka kejadian ini berkisar 1 dari 200-300 kelahiran bayi laki-laki dan akhir-akhir ini disinyalir angka kejadian lebih kerap terjadi, yang diduga karena faktor polusi udara, penggunaan insektisida pada bahan-bahan makanan, penggunaan kosmetik saat kehamilan dan zat-zat lain yang dapat mengganggu sistem endokrin saat kehamilan sebagai penyebab terjadinya hipospadia. Bayi dengan berat badan lahir rendah pun memiliki risiko lebih tinggi terkena hipospadia.

Gradasi Hipospadia pada umumnya berdasarkan lokasi anatomis dari ujung lubang saluran kemih. Secara sederhana dapat dibagi ringan, sedang dan berat. Meskipun demikian lokasi anatomi dari ujung lubang saluran kemih mungkin tidak selalu cukup untuk menjelaskan tingkat keparahan dan sifat komplek dari penyakit ini. "Perlu juga mempertimbangkan panjang penis, ukuran, bentuk, kualitas lempeng saluran kemih dan derajat kelengkungan penis," beber Arry, saat memaparkan presentasinya.

"Diagnostik penderita Hipospadia dapat dengan mudah ditegakkan. Namun demikian, Hipospadia berat dengan testis yang tidak teraba baik satu sisi maupun keduanya, atau dengan kelamin ambigu, membutuhkan pemeriksaan genetik dan endokrin segera setelah lahir untuk menyingkirkan Disorder Sexual Development [DSD]," lanjutnya.

Arry menekankan, indikasi operasi rekonstruksi pada penderita Hipospadia bertujuan untuk fungsional dan kosmetik. Pada fungsional, artinya diharapkan penis lurus saat ereksi dan lubang saluran kemih dibuatkan sampai mendekati ujung penis. Sehingga pasien dapat berkemih dengan aliran urine yang lurus ke depan saat posisi berdiri, sedangkan tujuan kosmetik adalah penampilan penis seperti penis yang sudah disunat.

"Penting disadari oleh orang tua untuk tidak mengkhitan anak dengan Hipospadia karena kulit kulup yang ada akan digunakan untuk jaringan pembuatan saluran kemih," terangnya.

691