Bantul, Gatra.com - Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta memastikan penguasaan teknologi informasi maupun digitalisasi menjadi modal besar dunia kesenian menempuh jalan baru di era kenormalan baru. Berbagai kegiatan kesenian, baik akademik maupun pergelaran secara digital menjadi berkah di masa pandemi.
Pandangan ini disampaikan Rektor ISI Yogyakarta, Agus Burhan saat pemaparan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan rektorat dalam menyambut dies natalis ke-37.
"Bertemakan 'Kebangkitan Seni di Era New Normal', peringatan dies natalis tahun adalah yang kedua digelar di tengah masa pandemi. Peringatan akan dilaksanakan dengan konsep dalam jaringan (Daring) dan luar jaringan (Luring) sebagai bentuk adaptasi," kata Agus, di kampusnya Kamis (5/6).
Adaptasi ini menurut Agus dibutuhkan oleh kalangan akademis seni maupun seniman di tengah lumpunya berbagai aktivitas. Dalam keterbatasan ini, kalangan seni terus melakukan kreativitas dalam mencari jalan agar kegiatan seni, termasuk bisnis seni serta modal kebudayaan tetap berjalan.
Akhirnya media TI dan digitalisasi menjadi jalan baru yang ditempuh pelaku seni. Meski sempat menjadi kebutuhan yang dikatakan kebetulan, namun lambat laun penguatan sumber daya manusia akan kemampuan memakai teknologi menjadi kesadaran kuat.
"Satu kebetulan yang menjadi hikmah. pandemi ini. Distribusi konten pendidikan dan kreatifitas memanfaatkan berbagai macam kemungkinan TI ini membuka berbagai dimensi baru dunia seni," jelasnya.
Tidak hanya sekedar sebagai ruang pamer dan berbagai kegiatan seni, namun ruang digital memberikan dampak besar yaitu semakin luasnya jangkau stakeholder kesenian. Tidak lagi pada skala nasional, namun juga internasional. Bahkan ruang virtual menjadi ajang reuni bagi alumni ISI.
Menyambut kehadiran mahasiswa baru, Agus meminta pemerintah untuk mengizinkan pihaknya menggelar kegiatan akademis secara blended, gabungan daring dan luring, untuk berbagai mata kuliah praktikum. Sedangkan mata kuliah yang memaparkan teori masih bisa dilakukan daring.
Karena itu, sambil menunggu keputusan pemerintah mengizinkan kegiatan kuliah langsung. ISI bakal membangun sarana pendukung perkuliahan berupa ruang studio teleconference di setiap fakultas dan kamera bergerak di setiap prodi.
Dies natalis ke-37 ISI bakal diisi berbagai acara yang digelar mulai Juni ini sampai Agustus. Dimulai dari pameran seni rupa, lomba lukis untuk anak dan lomba penulisan seni rupa untuk remaja. Kemudian pameran dan penayangan seni media rekam, disusul pertunjukan wayang milenial.
Di Juli akan diadakan seminar nasional dan internasional. Lalu pada Agustus, dimeriahkan pentas kolaborasi seniman tari serta konser musik.
"Seluruh karya yang dipamerkan nanti adalah karya perwakilan dari tujuh program studi fakultas seni rupa. Selain itu juga ditampilkan video virtual," jelas koordinator seni rupa Anuspati.