Bantul, Gatra.com - Akibat keluarga mendiang pasien Covid-19 tidak jujur, 28 warga satu pedukuhan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harus menjalani tes usap dan hasilnya lima positif Covid-19. Pemakaman pasien tersebut tanpa penerapan protokol kesehatan (prokes).
Kasus di RT 114 Dusun Mayongan, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, itu baru terungkap pada Jumat (4/6) ini usai digelar tes swab setelah pemakaman warga berinisial S (52) tujuh hari lalu.
Dusun Mayongan berada di Desa Trimurti, satu desa dengan Dusun Lopati yang sebelumnya juga menolak penerapan prokes saat pemakaman pasien positif Covid-19 atas nama Jumirah (70).
Ketua RT Fajar Zainudin menceritakan kasus itu bermula saat S meninggal pada 23 Mei lalu. Keluarga menyatakan mendiang tidak positif Covid-19. "Karena keluarga menyatakan tidak positif, warga lantas memulasarakan dan memakamkan jenazah tanpa prokes pada hari berikutnya," jelasnya.
Fajar menyatakan dirinya sempat curiga terhadap pernyataan keluarga. Pasalnya jenazah S terbungkus plastik saat diturunkan dari ambulans. S juga dinyatakan meninggal pukul 17.00 WIB namun kedatangannya dari puskesmas di rumah duka baru pukul 23.00 WIB.
Lima hari kemudian, pihak Puskesmas Srandakan mengabarkan kepada Fajar bahwa S positif Covid-19. Melalui pendekatan, keluarga akhirnya mengakui ada perselisihan dengan petugas kesehatan. Istri almarhum rupanya tidak terima suaminya dinyatakan terpapar Covid-19.
Karena tak bersedia dimakamkan dengan prokes, pihak puskesmas memutuskan tidak membantu pengiriman jenazah dengan ambulans. Akhirnya pihak keluarga mencari ambulans dari pihak lain.
"Kami sangat menyesalkan ketidakjujuran pihak keluarga mengingat banyak warga yang terlibat dalam pemakaman tersebut. Padahal jika mereka jujur kami tetap membantu," katanya.
Akibatnya, pada hari ini, sebanyak 28 warga sebagai kontak erat saat pengurusan pemakaman wajib menjalani tes swab. Hasilnya, lima orang yang juga keluarga mendiang, dinyatakan positif Covid-19.
Camat Srandakan Anton Yulianto mengatakan tes usap digelar agar pelacakan kasus ini maksimal. "Alhamdulillah respons dari masyarakat Mayongan sangat baik, sangat kooperatif, dan semuanya bisa kita laksanakan. Dan ini ada rekonsiliasi langsung (dengan keluarga S) dan masyarakat merespons dengan baik," katanya.
Kepala Puskesmas Srandakan, Budi Setyowati, mengatakan, tes usap di Mayongan berlangsung dalam empat gelombang. Namun, jika ada yang belum mengikuti tes Covid-19 tersebut, warga bisa ikut tes usap di Padukuhan Lohpati, Sabtu (5/6).
"Jadi gelombang pertama diikuti 8, gelombang kedua 6, gelombang ketiga 1, gelombang 4 ada 13 orang, sehingga total 28 orang. Dari gelombang pertama sudah keluar hasilnya, yaitu 5 orang positif dan 3 negatif. Kalau yang gelombang 2,3, dan 4 belum keluar," ucapnya.