Cilacap, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah melayangkan surat permohonan kepada Badan Geologi, Bandung untuk melakukan kajian di kawasan bencana tanah bergerak di Dusun Pagergunung, Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan permohonan pengkajian kepada Badan Geologi tersebut, dilakukan untuk mengetahui aktivitas gerakan tanah yang telah merusak sembilan rumah dan menyebabkan 22 keluarga di dusun tersebut mengungsi. Badan Geologi akan mengkaji seberapa berbahaya gerakan tanah dan risiko bencana di masa mendatang.
Dia menjelaskan, dari hasil kajian terebut akan diputuskan apakah masyarakat perlu direlokasi atau tidak. Kemudian, akan ditentukan pula, kawasan yang harus direlokasi dari lokasi bencana.
“Meminta permohonan ke badan geologi Bandung untuk penelitian dan pengkajian tentang aktivitas tanah bergerak,” katanya, Jumat (4/6).
Saat ini, kata Tri, BPBD juga berkoordinasi di tingkat kabupaten untuk menangani dampak tanah bergerak. Salah satu opsi yang dibicarakan adalah relokasi. Karena relokasi membutuhkan biaya yang besar. Selain tanah, relokasi juga membutuhkan biaya pembangunan rumah permanen untuk korban bencana.
Diketahui, sebanyak 22 keluarga yang terdiri dari 79 jiwa di Dusun Pagergunung, RT 03 RW 1, Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap mengungsi akibat gerakan tanah. Tercatat sembilan rumah rusak dan belasan lainnya terdampak.
“Kita sudah mendirikan tenda itu, 21 rumah. Yang jelas ada sembilan rumah yang rusak dan membahayakan,” katanya.
Tri mengemukakan, gerakan tanah terjadi secara bertahap sejak beberapa tahun silam. Namun, gerakan tanah yang terjadi pertengahan pekan ini yang terparah. Untuk mencegah korban jiwa dan kerugian lebih besar, warga mengungsi dan barang-barang berharga disimpan di luar area retakan.
“Hujan jelas (penyebab). Itu kan mungkin ada pergerakan tanah itu, mungkin di bawah itu ada tuk, mata air, pusat air atau apa. Jadi kalau hujan deras, ada banjir itu, ada semacam, itu akhirnya tanah bergerak itu,” ujarnya.
Dia menjelaskan, BPBD mendata jumlah warga terdampak dan mengungsi dan memenuhi kebutuhan para pengungsi. Kedua, memenuhi logistik non-makanan dari BPBD dan logistik makanan dengan koordinasi dengan dinas sosial.