Jakarta, Gatra.com – Survei yang dilakukan lembaga Rekode Research Center (RRC) menemukan bahwa terdapat 4,13% responden yang menolak mengikuti vaksinasi. Mayoritas dari mereka (74%) berasal dari kelompok warga yang tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi–Ma’ruf.
Menurut Manajer Program RRC Lisdiana Putri, responden yang menolak vaksinasi tersebut tersebar di 18 provinsi, yang mana paling banyak ada di Jawa Timur (18%), Riau (12%), dan Jawa Barat (10%). Selain itu, banyak di antaranya merupakan orang muda berusia 17-25 tahun (84,%), lalu 26-30 tahun (4%), 41-45 tahun (4%), dan di atas 50 tahun (8%).
“Kemudian sebanyak 64,85% responden tidak yakin setelah divaksin akan terbebas atau tidak tertular Covid-19. Karena itu, mereka tetap akan patuh pada protokol kesehatan (98,79%),” kata Lisdiana dalam acara Rilis Hasil Survei dan Diskusi Media RRC, Kamis (3/6).
Sementara itu, peneliti litbang Kompas Yoesep Budianto menyatakan, masyarakat perlu optimis terhadap program vaksinasi. Dia menambahkan, pemerintah seyogianya juga membuka data kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), baik jumlah yang melapor, tingkat gejala, hingga penanganan KIPI. Dengan begitu, masyarakat akan memperoleh pemahaman sehingga bisa lebih yakin.
“Jadi 64,85% responden yang tidak yakin efikasi vaksin tadi dapat diyakinkan bahwa vaksin itu punya dampak positif di tengah pandemi. Hal ini penting dalam rangka mencapai herd immunity sehingga pandemi segera berakhir,” katanya.
Survei ini dilakukan dalam rentang 26 April hingga 8 Mei 2021 dan melibatkan 1.210 responden yang tersebar di 34 provinsi. RRC mengumpulkan data dengan metode wawancara telepon kepada responden yang dibentuk secara acak bertingkat (multistage random sampling). Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sebesar ±2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.