Home Teknologi Guru Besar Undip: Nanosilika Tingkatkan Hasil Panen Padi

Guru Besar Undip: Nanosilika Tingkatkan Hasil Panen Padi

Semarang, Gatra.com ‎– Penggunaan nanosilika sebagai pupuk yang disemprotkan ke daun, terbukti mampu memaksimalkan produksi tanaman pertanian, seperti padi, jagung, tebu, dan sagu.

Guru Besar Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro, Prof. Dr Agus Subagio, mengatakan, dalam uji yang dilakukan penggunaan nanosilika secara intensif selama dua pekan juga mampu me-recovery tanaman padi yang rusak akibat serangan hama wereng.

“Nanosilika memiliki kemampuan masuk lewat mulut daun karena ukurannya sangat kecil,” katanya pada pengukuhannya sebagai guru besar bidang Ilmu Fisika Material di kampus Undip,Tembalang Semarang, Rabu (2/6).

Dosen pemilik 22 hak paten ini lebih lanjut menyatakan, telah mengembangakan riset nanosilika bersama tim sejak 2008 silam, setelah menyelesaikan studi S3 di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Menurunya, konsentrasi ke silika karena banyak penelitian menunjukkan tanah-tanah di Indonesia banyak yang kekurangan silika. Kalau dahulu petani menaruh kembali batang dan daun padi di sawah, sekarang banyak yang langsung membuangnya. Padahal, batang dan daun padi ini adalah sumber silika.

“Silika memang hanya dibutuhkan sedikit oleh tanaman tetapi kalau tidak ada tanaman tidak akan subur,” kata dosen kelahiran Blora, 13 Agustus 1971 itu.

Sumber alami silika, lanjut Agus, banyak terdapat di abu Merapi, pasir silika dari Bangka Belitung, serta abu panas bumi di Dieng. Dari bahan tersebut, dibuatlah produk mikro nanosilika untuk diujicobakan pada tanaman pertanian, khususnya jenis rumput-rumputan.

Uji coba sudah dilakukan di beberapa wilayah, mulai dari Lampung, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Selatan, serta tentu saja di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Hasilnya, pemberian pupuk mikro nanosilika mampu membangun fisiologi [fisik] tanaman jenis rumput-rumputan, seperti padi, jagung, dan tebu dengan baik. Sehingga hasil panennya pun meningkat,” ujarnya.

Demikian pula saat diujicobakan pada rumput stadion, berhasil baik. Di Banyumas, uji coba pada hama penggerek dengan semprot tiap hari selama dua pekan berhasil me-recovery tanaman.

“Nanosilika membuat daun tanaman menjadi bergerigi dan agak keras sehingga wereng tidak mampu menembus,” katanya.

Dari berbagai uji dan penelitian, sambung Agus, diketahui bahwa kandungan silikat pada padi, selain bermanfaat menyuburkan, juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida atau pembasmi hama.

Tantangan alplikasi nanosilika adalah pada metode penghantarannya karena paling efektif disemprotkan ke stomata mulut daun pada pukul 07.00 WIB hingga 12.00 WIB, yakni waktu stomata mulut daun membuka.

Dia menambahkan, dalam penelitian yang dilakukan bersama Balitbang Pertanian di Pati, pada uji memakai Multi Wall Carbon Nanotube (MWCNT) juga didapatkah hasil pertumbuhan biji sawi yang lebih baik karena akarnya mempermudah masuk nutrisi pada media tanah.

“Kami akan mengembangkan riset nanosilika bersama ilmuwan bidang lain agar hasil yang diperoleh lebih maksimal daya gunanya,” ujar Agus.

Nanoteknologi merupakan ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional maupun piranti dalam skala nanometer, akan memberi manfaat yang besar dalam kehidupan umat manusia.

1252