Singapura, Gatra.com – Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura pada Rabu menyebut vaksin COVID-19 Sinovac produksi China bakal mendapat izin penggunaan darurat namun tetap melalui jalur akses khusus.
Dikutip Channelnewsasia Rabu (2/6), Kementerian Kesehatan telah mengumumkan pada hari Senin bahwa melalui jalur akses khusus, institusi kesehatan swasta yang akan dapat membawa vaksin COVID-19 tersebut.
Vaksin ini harus ada dalam daftar penggunaan darurat WHO dan termasuk vaksin dari Johnson & Johnson, AstraZeneca, dan Sinopharm.
Vaksin Sinovac sebelumnya telah disetujui oleh WHO pada hari Selasa.
Meskipun Singapura telah menerima pasokan dosis Sinovac, namun vaksin tersebut tidak serta merta digunakan karena harus melalui persetujuan dari Health Sciences Authority (HSA).
Vaksin yang sudah diberi lampu hijau selama ini yakni vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, yang keduanya didasarkan pada teknologi mRNA.
Vaksin mRNA, bagaimanapun, tidak cocok untuk orang dengan riwayat reaksi alergi yang parah seperti anafilaksis dan untuk individu dengan gangguan kekebalan.
Pada hari Rabu, Depkes mengatakan akan merilis rincian lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang --bagi institusi kesehatan swasta untuk mengajukan permohonan menjadi penyedia berlisensi untuk vaksin COVID-19 Sinovac-CoronaVac di bawah rute akses khusus.
"Kami juga mempelajari kemungkinan bagi institusi kesehatan swasta untuk mengakses stok 200.000 dosis kami saat ini, dan menyusun rincian harga, proses persetujuan dan keselamatan pasien yang lebih memilih untuk diberikan dengan Sinovac-CoronaVac di bawah SAR," kata Depkes dalam menanggapi pertanyaan media.
Kementerian juga menegaskan bahwa Sinovac bukan bagian dari program vaksinasi nasional, sehingga tidak akan tercakup dalam Program Bantuan Keuangan Cedera Vaksin untuk Vaksinasi COVID-19.
“Ketika lebih banyak data internasional dan lokal tersedia, komite ahli vaksinasi COVID-19 juga meninjau pembatasan saat ini untuk memungkinkan orang dengan riwayat anafilaksis, yang diketahui divaksinasi dengan dua vaksin mRNA yang saat ini disetujui untuk digunakan di sini,” kata kementerian itu.
Sinovac menggunakan teknologi yang berbeda, yakni menggunakan bentuk virus corona yang tidak aktif untuk memicu respons kekebalan terhadap virus.
WHO merekomendasikan vaksin untuk digunakan pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, dalam jadwal dua dosis yang tersebar di dua hingga empat minggu.
"Hasil kemanjuran vaksin menunjukkan bahwa vaksin mencegah penyakit simtomatik pada 51 persen dari mereka yang divaksinasi dan mencegah COVID-19 yang parah dan rawat inap pada 100 persen dari populasi yang diteliti," kata badan dunia itu dalam sebuah pernyataan.