Pati, Gatra.com- Melonjaknya harga kedelai di pasaran membuat produsen tahu-tempe di Kabupaten Pati, Jawa Tengah histeris. Pasalnya, harga kedelai saat ini menembus diangka Rp11.100 per kilogram. Normalnya harga kedelai adalah Rp6.700 per kilogram.
Produsen Tahu, M Diyono mengatakan, harga kedelai mulai beranjak naik sejak Oktober 2020, dimulai dari Rp7.000 lalu melambung naik Rp9.000 di bulan Desember. Kenaikan terus terjadi, pada April 2021 kedelai mencapai Rp10.100, dan saat ini meroket hingga Rp11.100. “Mendekati Lebaran kemarin harga kedelai naik habis-habisan, sekarang per kilogram Rp11.100. Ini yang terparah, masak dalam satu tahun naik berkali-kali,” ujarnya saat dihubungi Gatra.com, Rabu (2/6).
Normalnya produsen tahu dapat dikatakan mendapatkan untung jika harga kedelai Rp7.000, tetapi dengan kondisi bahan baku yang terus meninggi, Diyono mengaku mengalami kerugian minimal 10% setiap produksi, meski telah menaikkan harga tahu.
“Sama sekali tidak ada keuntungan, malah kalau harga kedelai tetap diangka itu kita akan terus merugi. Kerugian setiap produksi dikisaran 10 persen. Setahun ini, kita sudah naikkan harga tahu tiga kali, kalau kita naikkan lagi, takutnya konsumen bakal lari, jadi sementara ini terpaksa kita merugi karena untuk ukuran tahu tidak kita kurangi,” jelas warga Desa/Kecamatan Wedarijaksa itu.
Ihwal yang sama juga dikeluhkan perajin tempe, Agus Efendi. Adanya kenaikan bahan baku kedelai, membuat ia terpaksa mengurangi ukuran tempe sedikit demi sedikit. Hal ini dilakukan agar harga tempe di pasaran tetap normal. “Harga tetap tidak kita naikkan, tetapi perlahan ukuran kita kurangi. Kalau enggak begitu, kita yang malah merugi. Banyak yang komplain, tetapi gimana lagi harga kedelai memang naik,” ungkap warga Dukuh Banglean, Desa Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan itu.
Ia menyebut, jika ukuran tempe tidak diperkecil dipastikan produsen bakal mengalami kerugian hingga 100%. Pria yang karib dipanggil Eteh-eteh itu mengaku menjual tempe berbagai ukuran dari harga Rp2.500-7.500 per ukuran. “Harapannya ada tindakan nyata dari pemerintah, masak sudah setahun harga kedelai terus tinggi. Padahal tempe adalah salah satu bahan pangan murah yang paling diminati masyarakat,” keluhnya.