Cilacap, Gatra.com – Padi unggul varietas inbrida padi gogo (Inpago) Unsoed 1 dan Inpago Unsoed Protani ditanam di lahan reforma agraria di Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Penaman ini dilakukan untuk meningkatkan produksi, di lahan yang kerap kekeringan.
Pemulia Inpago Unsoed Protani, Dyah Susanti,SP.,MP mengatakan pembuatan demplot di lahan reforma agraria ini merupakan kerja sama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat dengan Lembaga Wakaf Majelis Ulama Indonesia (LWMUI). Tujuannya yakni untuk menggerakkan pemberdayaan lahan-lahan milik pemerintah yang telah ditata kepemilikannya menjadi lahan yang semakin produktif untuk produksi pertanian. “Untuk meningkatkan pendayagunaan lahan untuk kesejahteraan rakyat,” kata Dyah, yang juga Peneliti Padi Fakultas Pertanian Unsoed, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (2/6).
Dia menjelaskan, di lahan di Desa Rawajaya, petani hanya dapat menanam padi hanya satu kali dalam satu tahun. Sebab, mereka terkendala air pada musim tanam kedua dan ketiga. Menyiasati kondisi ini, pihaknya menguji coba penerapan teknologi berupa varietas unggul inbrida padi gogo (Inpago) Unsoed 1 dan Inpago Unsoed Protani yang memiliki keunggulan daya hasil tinggi dan toleran kekeringan.
Kedua varietas unggul nasional padi gogo ini merupakan hasil perakitan varietas para pemulia dan peneliti padi di Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Inpago Unsoed 1 merupakan hasil rakitan Prof.Dr.Ir.Suwarto,MS. dan Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. sedangkan Inpago Unsoed Protani dirakit oleh Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD., Agus Riyanto,SP.,M.Si. dan Dyah Susanti,SP.,MP.
Field Supervisor Demplot Pertanian Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan, Muh. Munawar,SP.,MP mengatakan demplot padi ini sebagai upaya mencapai solusi permasalahan yang dihadapi petani di sawah tadah hujan dan marginal. Permasalah tata kelola air dan kendala kekeringan menjadi hambatan produksi padi.
"Intervensi teknologi budidaya melalui penggunaan varietas unggul tahan kekeringan dan produksi tinggi varietas Inpago Unsoed 1 dan perbaikan struktur maupun tekstur tanah dengan menggunakan pupuk organik Doamin,” jelasnya.
Menurut Munawar, selain varietas Inpago Unsoed 1, diujicobakan varietas Inpago Unsoed Protani sebagai varietas unggul baru dengan karakter tahan kekeringan dan kandungan protein tinggi. Fakultas Pertanian Unsoed selama ini fokus pada pendayagunaan lahan-lahan marginal.
Sementara, Sukardi, selaku Ketua Kelompok Tani Barokah Desa Rawajaya menyampaikan keberadaan demplot tersebut membuat petani bisa menanam padi dua kali di musim ini. Sebelumnya, petani ragu bisa menanam karena khawatir kekurangan air. Sebab, irigasi di Rawajaya tak lancar. “Sehingga sering gagal panen. Butuh perhatian lebih serius berbagai pihak khususnya pemerintah daerah dan dinas terkait untuk bisa mencarikan solusi bersama permasalahan petani di sini,".