Jakarta, Gatra.com- Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari setahun ini mengubah kebiasan hidup masyarakat, salah satunya banyak melakukan aktivitas di rumah. Kondisi ini juga bisa jadi salah satu pendorong motivasi untuk memulai usaha.
Bertahun-tahun menjadi karyawan, apakah bisa banting setir berwirausaha menjadi seorang pengusaha?. Jika ingin membangun usaha, Lifepal.co.id memberikan langkah-langkah yang bisa Anda lakukan.
Berikut simak saran dari Perencana keuangan dan financial educator Lifepal, Aulia Akbar.
1. Tetapkan pengeluaran bulanan
Lakukan perhitungan atas pengeluaran bulanan Anda dengan seksama. Pemasukan Anda sebagai pengusaha bisa saja melebihi pemasukan bulanan saat Anda menjadi karyawan namun ketahui pulalah bahwa pemasukan itu bersifat tidak tetap.
Akan ada masa di mana pemasukan Anda menjadi lebih kecil begitu pun sebaliknya. Bahkan ada pula masa-masa di mana Anda tidak mendapatkan pemasukan sama sekali lantaran risiko usaha.
Oleh karena itu, usahakan agar pengeluaran bulanan untuk kebutuhan sehari-hari Anda bersifat tetap. Sehingga Anda bisa menghitung berapa dana darurat dan uang pertanggungan asuransi yang dibutuhkan.
2. Siapkan dana darurat
Sebelum memulai usaha, hal yang wajib Anda miliki adalah dana darurat yang memadai. Ketahui bahwa penghasilan Anda sebagai pengusaha tidaklah tetap.
Risiko berkurang atau hilangnya penghasilan karena usaha berpotensi terjadi kapan saja. Tidak ada salahnya menyimpan dana darurat setara lebih dari enam kali pengeluaran bulanan atau 12 kali pengeluaran bulanan.
Dana darurat ini berfungsi sebagai dana untuk memitigasi risiko di saat Anda tidak bisa mencetak penghasilan bersih dari usaha.
Sekadar diketahui, keuangan bisnis merupakan hal yang berbeda dengan keuangan pribadi. Saat Anda memutuskan berbisnis, langsung pisahkan keuangan untuk bisnis dan keuangan pribadi. Sebaiknya harus disiplin dalam pembukuan sejak awal.
3. Miliki proteksi
Bila saat ini Anda mendapat fasilitas asuransi kesehatan dari kantor untuk diri sendiri, maupun untuk anggota keluarga, maka fasilitas itu tidak akan Anda dapatkan lagi secara gratis jika Anda banting setir jadi pengusaha.
Selain memiliki dana darurat, miliki pula asuransi untuk menghindari hilangnya atau terkurasnya tabungan Anda karena sejumlah risiko atau musibah yang muncul menimpa diri Anda.
Bila Anda sama sekali belum memiliki asuransi dan memiliki bujet terbatas untuk membayar jaminan kesehatan, pertimbangkanlah untuk membeli asuransi rawat inap terlebih dahulu. Sementara itu, bila Anda harus menjalani proses rawat jalan, manfaatkan BPJS Kesehatan.
Selain itu, jika Anda adalah pencari nafkah, Anda wajib melindungi keluarga Anda, dengan memiliki asuransi jiwa.
Ketahui pula bahwa semakin tua usia Anda ketika membeli asuransi, makin mahal pula premi yang harus Anda bayarkan.
4. Kenali bisnis yang dijalani dan kesehatan keuangan usaha Anda
Sangat bahaya bila Anda sendiri tidak memahami bisnis yang Anda jalani dengan baik.
Sebuah rencana bisnis akan bisa menjawab pertanyaan penting tentang, apa yang Anda jual? Siapa pangsa pasar Anda? Seperti apa proyeksi bisnis Anda? Dan bagaimana Anda menjaga kesehatan keuangan di usaha Anda.
Lakukan pencatatan keuangan usaha Anda agar Anda bisa mengenali kesehatan keuangan Anda dengan baik.
5. Mulai dari yang kecil
Banting setir dari karyawan menjadi pengusaha tentu bukanlah hal yang mudah, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa menerima penghasilan rutin bulanan dari pemberi kerja.
Tidaklah salah untuk memulainya secara perlahan, sebut saja dengan menjalankan bisnis sampingan skala kecil. Tentu saja, dengan bisnis sampingan Anda tidak akan kehilangan sumber penghasilan tetap Anda dari pekerjaan utama.
Lambat laun, ketika bisnis sampingan itu berkembang dan bisa menghasilkan uang lebih dari sekali gaji bulanan yang diperoleh, Anda pun bisa totalitas fokus menjalani usaha.