Jenewa, Gatra.com - Lebih dari 90 persen warga yang bermukim di wilayah Tigray utara, yang bermasalah di Ethiopia membutuhkan bantuan makanan darurat.
Pernyataan itu diungkapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (1/6), saat meminta US$203 juta untuk meningkatkan respons bantuan pangan..
Program Pangan Dunia PBB mengatakan bahwa mereka khawatir tentang bagaimana konflik telah meningkatkan tingkat kelaparan yang sudah tinggi di Tigray.
“Sebanyak 5,2 juta orang, setara dengan 91 persen populasi Tigray, membutuhkan bantuan pangan darurat akibat konflik,” kata juru bicara WFP Tomson Phiri kepada wartawan di Jenewa, dikutip AFP, Selasa (1/6).
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, yang juga pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2019, mengirim pasukan ke Tigray pada November untuk menahan dan melucuti senjata para pemimpin Front Pembebasan Rakyat Tigray, bekas partai yang berkuasa di kawasan itu.
Dia mengatakan langkah itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan TPLF di kamp tentara federal.
Meskipun dia bersumpah konflik akan singkat, namun lebih dari enam bulan kemudian pertempuran masih terus berlanjut. Laporan kekejaman berkembang, dan banyak pemimpin memperingatkan potensi bencana kemanusiaan di sana.
WFP mengatakan pihaknya telah memberikan bantuan darurat kepada lebih dari satu juta orang sejak mulai mendistribusikan di wilayah barat laut dan selatan Tigray pada Maret.
"WFP khawatir akan dampak konflik pada tingkat kelaparan yang sudah tinggi," kata Phiri.
“Kami sangat prihatin dengan jumlah orang yang kami lihat membutuhkan dukungan nutrisi dan bantuan makanan darurat. WFP menyerukan bantuan US$ 203 juta [166 juta euro] untuk terus meningkatkan responsnya di Tigray guna menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian hingga akhir tahun,” katanya.