Home Teknologi Prof Cholid: Pemisahan Kimia Bisa Ubah Limbah jadi Emas

Prof Cholid: Pemisahan Kimia Bisa Ubah Limbah jadi Emas

Semarang, Gatra.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan cadangan emas Indonesia akan habis dalam kurun 28 tahun ke depan, atau tepatnya pada 2047.

Menipisnya sumber emas ini, menuntut perlu dipikirkan guna mencari sumber kedua untuk mendapatkan emas yang bisa diperoleh dari limbah dengan menggunakan cara pemisahan kimia yang selektif.

Demikian dikatakan Prof. Muhammad Cholid Djunaidi dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar dengan judul “Potensi Eugenol Sebagai Bahan Baku Pemisahan Kimia Secara Selektif", yang disampaikan pada sidang terbuka Senat Akademik Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang, Jawa Tengah, Senin (31/5).

Muhammad Cholid yang termasuk profesor muda berusai 41 tahun, dikukuhkan sebagai guru besar Kimia Analitik Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip.

Menurutnya, pemisahan kimia bisa dilakukan oleh seorang kimiawan analitik dengan metoda kimia analitik, yakni memeriksa bahan dengan memisahkan menjadi komponen-komponen, mengidentifikasi, dan menentukan berapa jumlahnya masing-masing.

Pemisahan kimia adalah salah satu kajian penting dari kimia analitik yang bertujuan untuk memisahkan komponen lain dari campuran dengan memanfaatkan adanya perbedaan yang besar dari sifat fisika dan sifat kimia dari komponen dalam campuran tersebut.

“Apabila kita mampu memisahkan pengotor, maka limbah pun mampu menyediakan sumber utama yang berharga, termasuk emas,” ujarnya.

Untuk membantu proses pemisahan emas dari sumber sekunder, lanjut Cholid, bisa menggunakan eugenol yang berasal dari minyak cengkih.

“Metode adsorpsi dan transpor membran selektif, baik berbasis PVA maupun polisulfon dengan bahan dasar eugenol, layak digunakan untuk mengambil atau memisahkan ion logam mulia seperti ion emas (Au) dari matriksnya,” ujar Cholid.

Dia mengungkapkan, tertarik mendalami penelitian mengenai pemisahan kimia, karena untuk melakukan pemisahan kimia sangat mahal, untuk industri-industri tertentu bahkan biaya pemisahan kimia bisa mengambil porsi sampai 50%.

“Ini menginspirasi saya untuk dapat menghasilkan metode dan senyawa yang selektif dan murah, prosedurnya bisa dipangkas lebih sederhana tidak harus panjang,” katanya.

Pemisahan kimia dengan eugenol juga bisa digunakan di bidang kesehatan dengan menggunakan metode imprinted potensial menjadi membran hemodialisa yang compatible oleh tubuh.

Eugenol yang berasal dari minyak cengkih ini efektif memisahkan urea dan kreatin tanpa mengganggu keberadaan vitamin B12 dalam darah dalam proses hemodialisa.

“Memang penelitian ini masih berada di hulu, tetapi potensial dikembangkan. Kami terus mengembangkan untuk bidang kesehatan karena memberi manfaat yang lebih besar,” ujar Cholid.

1150