Jakarta, Gatra.com- Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Ahmad Syafii Maarif menilai bahwa penanaman sikap toleransi dan kerukunan antar sesama harus jadi pemahaman yang terus diberikan kepada masyarakat.
Rajutan toleransi ini yang menurut Syafii jangan sampai terurai. Apalagi, Indoensia sebagai bangsa yang dianugerahi perbedaan agama, suku, adat, bahkan bahasa sudah merupakan kewajiban untuk menjaga dan menanamkan sikap toleransi.
"Karena itu, kita harus menanamkan sikap toleransi dalam diri dengan terus memelihara persatuan, persaudaraan dan kerukunan antar sesama. Karena Bhinneka Tunggal Ika merupakan nilai bangsa yang harus terus dijaga," tutur Syafii dalam keterangannya di Webinar bertajuk Merjaut Kebhinnekaan Untuk Ketahanan Bangsa, Senin (31/5).
Pemahaman akan Bhinneka Tunggal Ika sebagai kekuatan pemersatu bangsa ini yang kemudian tidak boleh dibiarkan hilang. Pemahaman terhadap semboyan tersebut harus terus menerus ditanam sebagai upaya mempersatukan dan menerima perbedaan sebagai suatu kekuatan.
"Kebinekaan jangan di,aknai sebagai ancaman atau gangguan. Kebhinnekaan seharusnya dimaknai sebagai sebuah keragaman yang mempersatukan, menerima perbedaan sebagai sebuah kekuatan," tegasnya.
Mengamini pernyataan Buya Syafii, Ketua Yayasan Buddhayana, Nyanasuryanadi Mahathera pun berharap pihaknya bisa menjadi salah satu patron dalam menjaga toleransi, kerukunan dan persaudaraan yang dilandasi cinta kasih di Negara Republik Indonesia.
Dirinya berharap, pesan kepada masyarakat untuk mampu menahan diri dari pandangan maupun sikap-sikap yang mendiskreditkan perbedaan primordial apapun, utamanya karena suku, ras, budaya dan adat istiadat bisa terus tersampaikan.
"Kita juga harus mulai merubah pola pikir untuk saling menerima dan menghormati segala perbedaan yang ada. Lebih dari itu kita harus bisa membangun kebiasaan baru yaitu melihat hidup ini dari persamaan bukan perbedaan," pungkasnya.