Porto, Gatra.com - Thomas Tuchel berhasil mengantarkan Chelsea menjadi juara Liga Champons musim ini. Pasukannya berhasil menundukkan Manchester City dalam laga final yang berlangsung di Stadion do Dragao, Portugal, Minggu (30/5) dini hari WIB.
The Blues berhasl menang 1-0 lewat gol Kai Havertz di menit ke-42. Bagi Tuchel, gelar ini bak sebuah penebusan dosa atas kegagalannya di musim lalu bersama tim asal Prancis, Paris Saint-Germain (PSG). Saat itu, PSG harus menyerah dengan skor 1-0 dari tim Jerman, Bayern Munchen.
Tuchel pun mampu meniru sejumlah arsitek Jerman lainnya, seperti Jupp Heynkes dan Jurgen Klopp, yakni berjaya setelah tak berdaya. Heynckes pernah menembus final Liga Champions musim 2011/12 bersama Bayern Munchen. Sayang Heynckes harus mengakui keunggulan Chelsea.
Namun Heynckes mampu menebusnya musim setelahnya, yakni 2012/13. Dia berhasil membawa Bayern Muenchen juara usai menaklukkan perlawanan Borussia Dortmund.
Hal serupa terjadi pada Klopp bersama Liverpool pada musim 2017/2018 dan 2018/2019. Pada musim 2017/18, Liverpool takluk di tangan Real Madrid. Namun musim berikutnya mampu menjadi juara usai menaklukkan Tottenham Hotspur.
Gelar Liga Champions kali ini merupakan yang pertama diraih manajer Tuchel. Namun prestasi ini menjadi kali kedua buat Chelsea meraih titel Liga Champions. Sebelumnya, klub asal London itu memperoleh gelar tertinggi Eropa tersebut pada tahun 2012.
Usai laga, Tuchel menegaskan para pemain bertekad untuk memenangkan laga ini. “Kami ingin menjadi kerikil di sepatu mereka. Kami mendorong semua orang untuk menyerang, untuk lebih berani, dan menciptakan serangan balik yang berbahaya,” kata Tuchel.
Dia mengakui, laga final tersebut merupakan pertandingan fisik yang berat. “Kami harus membantu satu sama lain. Para pemain Chelsea sangat berjuang keras untuk pada laga final ini,” tandasnya.