Batam, Gatra.com - Pemprov Kepri memastikan pekerjaan konstruksi pembangunan Jembatan Batam-Bintan akan dimulai awal tahun 2022 mendatang. Untuk itu, pihaknya mengkleim masih terus menuntaskan tahapan yang menjadi tanggung jawab daerah.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, beberapa pihak terus mengawal dan mendorong percepatan realiasasi pembangunan jembatan tersebut, termasuk Kantor Staf Presiden. Oleh karenanya, seluruh persiapan perlu dirancang secara matang.
Menurut Moeldoko, pembangunan jembatan ini akan memberi dampak besar bagi meningkatnya perekonomian di Kepri. Intinya, setiap pembangunan inftastruktur seperti jembatan, akan berdampak luar biasa bagi kemajuan daerah tersebut.
"Semoga pembangunan jembatan ini segera terwujud. Karena yang saya tahu, pembangunan jembatan ini sudah ditunggu masyarakat Kepri," katanya, saat meninjau landing point Jembatan, Jumat (28/5) di Batam.
Gubernur Ansar memastikan pembangunan jembatan Batam Bintan sejauh ini masih sesuai rencana. Prosesnya terus berjalan sesuai rencana awal. Seperti usulan penetapan lokasi, persiapan konsultasi publik, penyiapan DED dan data pendukung, dokumen lingkungan hingga pembebasan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan tersebut.
"Tahapan tersebut harus selesai sesuai jadwal yang dilakukan oleh Pemda, agar saat pembangunanan fisik konstruksi pada awal tahun 2022 semua berjalan lancar dan tidak ada kendala yang berarti lagi," katanya.
Ansar memastikan, bahwa pembangunan jembatan Batam Bintan ini memberi dampak luas pada pembangunan dua daerah tersebut. Termasuk rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), mendukung pelabuhan peti kemas dan kawasan industri sekitarnya.
"Ketika kedua daerah tersebut sudah terbangun jembatan, maka potensi lalu lintas kendaraan bisa lebih dari 7000-an kendaraan penumpang dan barang per harinya. Tentu ini akan berdampak luar biasa bagi pengembangan potensi perekonomian Kepri," ujarnya.
Direktorat Jendral (Ditjen) Bina Marga Kementrian PUPR Yudha Handita Pandjiirawan menjelaskan, secara konstruksi awalnya lebar jembatan direncanakan 28 meter. Namun kemudian berubah menjadi 33 meter.
"Untuk panjang jembatan dirancang sepanjang 7.000 meter, dan terbagi dua landasan landing point. Batam ke Tanjung Sauh, sepanjang 2.000 meter dan Tanjung Sauh ke Bintan sepanjang 5.000 meter," ujarnya.
Ia juga merincikan, secara keseluruhan trase jalan dan jembatan yang menghubungkan Batam Bintan ini memiliki panjang sekitar 14,76 kilometer dengan nilai investasi mencapai Rp 13, 66 triliun, dan akan masuk pada pekerjaan konstruksi fisik mulai awal tahun 2022 dengan sekema pembiayaan dalam kerjasaam pemerintah dan badan usaha (KPBU).