Slawi, Gatra.com- Sebanyak 41 orang di Desa Kajenengan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terpapar Covid-19 usai Lebaran. Aktivitas warga yang saling berkunjung saat Lebaran diduga menjadi penyebab cepatnya penularan. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Ari Dwi Cahyani mengatakan, kasus Covid-19 di Desa Kajenengan berawal dari adanya seorang warga yang sakit.
Warga tersebut memeriksakan diri ke sebuah klinik di Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang pada 15 Mei. Ketika dilakukan rapid test antigen, hasilnya positif Covid-19. "Warga tersebut juga dites PCR, hasilnya keluar tanggal 17 Mei positif Covid-19," kata Ari, Jumat (28/5).
Temuan kasus itu lalu ditindaklanjuti petugas puskemas dengan melakukan tracing empat orang kontak eratnya. Hasilnya, keempatnya positif Covid-19. "Tiga dari empat orang itu merupakan pemudik. Semua kontak eratnya kemudian ditracing lagi dan hasilnya nambah jadi 11 orang positif. Terus dikembangkan lagi, tracing lagi, nambah jadi 41 orang," jelas Ari.
Ari mengatakan, mayoritas dari 41 orang tersebut tidak mengalami gejala sehingga hanya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. "Dari 41 orang, 28 orang berada di satu RT. Sisanya beda RT tapi masih satu dukuh, tinggalnya berdekatan," ungkap Ari.
Ari menduga munculnya klaster Covid-19 di wilayah tersebut karena tingginya interaksi warga saat Lebaran. Apalagi, setahun pandemi berlangsung, warga juga sudah mulai abai protokol kesehatan. "Masa Lebaran banyak interaksi, saling berkunjung, silaturahmi. Itu yang mungkin membuat penularannya jadi cepat," ujarnya.
Camat Bojong Iwan Kurniawan mengatakan, lockdown atau isolasi tingkat RW dilakukan di dua RT yang banyak terdapat warga positif Covid-19 di Desa Kajenengan. Langkah ini untuk mencegah kasus terus bertambah.
"Kemarin sudah kami datangi, kami pantau untuk isolasi tingkat RW. Itu statusnya pembatasan RW selama 14 hari. Utamanya di dua RT itu diawasi petugas dan lingkungan. Orang yang masuk diseleksi. Kalau yang tidak penting ya tidak usah," katanya, Kamis (28/5).
Sementara itu warga yang isolasi mandiri menurut Iwan diawasi ketat oleh Satgas Jogo Tonggo agar patuh menjalani isolasi mandiri. Mereka juga diberi bantuan sembako. "Sebenarnya kita sudah upayakan mereka dikarantina massal di satu lokasi, namun banyak warga yang keberatan, sehingga kita bolehkan isolasi mandiri tapi protokol kesehatannya harus ketat," ujar dia.