Jakarta, Gatra.com – Kepala Indonesia Cyber Education (ICE) Institute, Prof. Paulinna Pannen, mengatakan keuntungan dengan adanya ICE Institute, bahwa digital education atau pendidikan digital secara daring itu tidak harus mahal.
“Ya, jadi karena kita sharing bersama-sama, banyak ini ya vendor-vendornya, mitranya banyak. Itu bisa menekan harga menjadi murah,” ungkapnya, dalam seri webinar yang diselenggarakan oleh ICE Institute dan Universitas Terbuka (UT), yang bertajuk “AI (Artificial Intelligence) For Online Learning”, serta disiarkan langsung via Zoom dan kanal YouTube Universitas Terbuka TV pada Kamis, (27/5).
Keuntungan kedua dari ICE Institute, ujar Paulinna, terdapat mata kuliah-mata kuliah dalam bahasa Indonesia dengan kualitas baik serta bahasa Inggris, yang nantinya dapat tersedia secara digital. Ini diharapkan mata kuliah di Indonesia juga bisa meningkat, di mana bukan hanya tersedia di Tanah Air, tetapi juga ke ranah internasional.
“Kenapa ini menjadi penting? Begini, selama ini kita tidak pernah mengerti bahwa ternyata perguruan tinggi-perguruan tinggi asing di dunia lain, di negara lain itu sudah belajar bahasa Indonesia. Contohnya yang saya ketahui adalah di Yale University. Yale University di Amerika itu perguruan tinggi kelas satu dan ternyata mereka sudah belajar bahasa Indonesia. Artinya, mata kuliah-mata kuliah kita sebetulnya bisa dipelajari oleh Yale University tapi mereka tidak punya akses,” jelasnya.
Tambah Paulinna, ICE Institute juga telah berpartner dengan edX, platform online courses atau kursus daring di global. Sehingga, nantinya mereka dapat masuk ke Indonesia dan begitupun sebaliknya. “Nah itu, itu cita-cita kami, cita-cita dari ICE Institute ya,” katanya.
Paulinna menerangkan, kini mereka telah memiliki 12 universitas di Indonesia yang bergabung sebagai anggota dan juga ada mitra yang dari luar negeri. Seperti, edX dan Massachusetts Institute of Tecnology Open Course Ware (MIT OCW). Pun didukung oleh Microsoft serta Asian Development Bank (ADB).
“Sekali lagi ICE Institute tidak bisa jalan sendiri, kita berjalan melalui kolaborasi bersama berbagai pihak. Mudah-mudah ICE Institute bisa memberikan inspirasi dan tempat untuk belajar, juga bisa memberikan apa, inspirasi melalui seri-seri webinarnya,” tutupnya dalam sambutannya.