Cilacap, Gatra.com – Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji meminta agar masyarakat Cilacap tak perlu ke Banyumas untuk menekan penyebaran Covid-19, terutama varian India B.1617.2.
Imbauan melalui kanal Youtube itu sontak memicu spekulasi, Bupati Tatto tersinggung lantaran sebelumnya Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein mengimbau warga Banyumas untuk tak ke Cilacap setelah munculnya varian India.
Perihal imbauan ini, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, M Wijaya menampik bahwa permintaan Bupati Cilacap itu untuk merespons imbauan Bupati Banyumas. Dikatakan, semua kebijakan penanganan Covid-19 di Cilacap selalu berbasis regulasi. Salah satunya yakni pembatasan mobilitas warga skala lokal atau mikro.
“Semuanya berbasis pada turunan dari kebijakan nasional. Seperti kebijakan PPKM Mikro dan sebagainya. Itu sudah berlaku semenjak kemarin-kemarin. Jadi bukan gara-gara karena cuitan Bupati Banyumas,” katanya, Jumat (28/5).
Dia menjelaskan, imbauan agar tak ke Banyumas itu juga berarti bupati mengajak warga Cilacap untuk berbelanja dan berwisata di wilayah Cilacap. Keuntungannya, perekonomian Cilacap cepat pulih. Pasalnya, selama ini masih banyak warga Cilacap yang berbelanja di Purwokerto, atau sekadar makan.
“Intinya seperti itu lah. Sebenarnya ini kan kesempatan bagi Bupati Cilacap untuk mengcounter, selama ini kan banyak warga Cilacap yang berbelanja dan makan di Purwokerto,” jelasnya.
Wijaya mengungkapkan, Covid-19 di Cilacap relatif terkendali. Penambahan kasus harian dan angka sembuh per hari fluktuatif namun masih dalam batas wajar. Tak tampak lonjakan signifikan kasus harian Covid-19 usai lebaran. Kasus aktif Covid-19 bertahan di angka kisaran 400 orang.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 13 ABK Filipina terpapar varian India B.1617.2. Kemudian, 32 nakes di RSUD Cilacap yang merawat atau kontak erat hasil tracing kasus 13 ABK ini juga terpapar Covid-19. Diduga 32 nakes ini juga terpapar varian yang diyakini penularannya lebih cepat.