Cilacap, Gatra.com – Penganut Kejawen dan pelestari adat di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menggelar prosesi Dandan atau persiapan menjelang ritual Pudunan di Penambahan Daun Lumbung, Cilacap, Rabu (26/5). Peserta Pudunan akan berangkat pada Kamis (27/5).
Ketua Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS) Kalikudi, Nakam Wimbo Prawiro mengatakan, anak putu Kalikudi mempersiapkan ubo rampe atau barang keperluan yang hendak dibawa ke Daun Lumbung. Di antaranya, beras, jenang, sayur mayur, hingga hewan ternak seperti kambing dan ayam. “Kamis Pon berangkat,” katanya.
Menurut Nakam, ubo rampe itu nanti akan diserahkan kepada kiai kunci Daun Lumbung. Sebagiannya akan dikonsumsi selama ritual Pudunan di Daun Lumbung. Berbeda dengan kondisi normal yang pesertanya mencapai 300-an orang, peserta ritual di masa pandemi Covid-19 dari Kalikudi dibatasi hanya 20 orang.
Sistemnya itu perwakilan, itu sekitar 20 orang, maksimal 25 orang anak putu yang ke sana (Daun Lumbung). Menurut, kemarin waktu hari Jumat kemarin kan ada soloran,” jelasnya.
Nakam mengemukakan, sebelum mengikuti ritual punggahan, perwakilan anak putu Kalikudi menjalani rapid test antigen. Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Dia juga menjelaskan, ritual pudunan selalu dilakukan 15 hari setelah Syawal atau Idul Fitri dalam Kalender Aboge. Pudunan adalah ritual untuk melepas Ramadan. Menurut dia, pudunan juga berarti menyambut leluhur yang sudah kembali bersama mereka, setelah selama Ramadan dan Syawal munggah, yang ditandai dengan ritual Punggahan di Panembahan Banokeling, Pekuncen, Banyumas, yang diyakini sebagai cikal bakal anak putu Kalikudi. “Itu berarti setelah 15 hari, setelah 1 Syawal, ke bawah, setelah Syawal,” ucap dia.