Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meminta riset dan penelitian yang dilakukan di Satuan Pendidikan Vokasi harus menghasilkan keluaran berbentuk produk inovasi, bukan hanya berhenti pada paper penelitian. Hal ini yang disoroti Nadiem masih jadi masalah riset terapan di dalam negeri.
Menurut Nadiem, pembentukan orientasi hilirisasi pada riset terapan menjadi hal yang masih belum muncul di pendidikan vokasi saat ini. "Saya heran dan tidak masuk akal. Kenapa hasil riset terapan itu itu semuanya output-nya hanya paper? Padahal harusnya, output-nya adalah inovasi dan terapan di lapangan," tegas Nadiem secara daring dalam peluncuran Merdeka Belajar 11: Kampus Merdeka Vokasi, Selasa (25/05) lalu.
Keresahan tersebut disampaikan Nadiem karena dirinya belum melihat banyaknya riset terapan yang kemudian mampu menjawab tantangan kebutuhan industri saat ini. Padahal, Sekolah Vokasi baik di tinggkat Pendidika Tinggi Vokasi maupun Politeknik banyak diharapkan bisa menelurkan produk inovaai yang muaranya bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.
"Makanya ini harus dirubah. Salah satunya dengan mengarahkan riset di pendidikan tinggi vokasi berorientasi sepenuhnya kepada kebutuhan di pasar dan industri. Sehingga, hasil riset itu punya potensi terhilirisasi, hal itu adalah tujuan akhir daripada riset terapan di perguruan tinggi vokasi," tutur Nadiem.
Pendorongan hilirisasi produk riset terapan bertujuan untuk membuat semakin banyak produk penelitian terapan pada pendidikan tinggi vokasi yang membantu mengatasi masalah spesifik yang dihadapi masyarakat atau dunia kerja, ataupun yang bisa mulai dikomersialisasi.
"Akan kita buat juga sistem pendanaan untuk hilirisasi produk riset terapan. Pendanaan ini adalah satu banding satu secara cash dan atau in-kind," pungkasnya.