Jakarta, Gatra.com – Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menemukan bahwa narasi yang muncul di program keagamaan TV konvensional cenderung moderat. Namun, saat ditelisik lebih dalam, ternyata narasi tersebut hanya permukaan saja.
Peneliti PPIM UIN Jakarta Endi Aulia Garadian menyebut, ada narasi-narasi konservatif yang tersusun di bawahnya. Menurutnya, hal ini terjadi karena adanya regulasi yang ketat dari negara sehingga TV konvensional tidak leluasa dalam menampilkan program-program keagamaan yang lebih fleksibel.
"Sementara itu, TV non-konvensional menyajikan narasi keagamaan yang cenderung variatif. Kita bisa menemukan paham liberal, moderat, konservatif, hingga islamis. Selain itu, selalu ada irisan antar narasi tersebut," ujar Endi dalam webinar hasil penelitian bertajuk 'Wajah Agama di TV Indonesia: Karakter Program dan Narasi Keagamaan'.
Lebih lanjut Endi menuturkan ada 3 jenis tipologi narasi agama di TV, yaitu kesalehan individu, kesalehan publik, dan praktik sunnah. Narasi kesalehan individu mengedepankan aspek ibadah ritual yang personal, seperti salat, zakat, puasa, haji, dan sejenisnya.
Adapun narasi kesalehan publik mengedepankan aspek agama sebagai bagian kehidupan bermasyarakat. Sedangkan narasi praktik sunnah terkait penerapan gaya hidup Rasul sebagai praktik keseharian, seperti anjuran memanjangkan jenggot, praktik isbal, konsumsi madu kurma, dan semacamnya.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa TV konvensional berisi dua narasi besar, yaitu kesalehan individu dan publik. Narasinya memang masih didominasi kesalehan individu," kata Endi.
Adapun TV non-konvensional menunjukkan hasil sebaliknya, bahwa narasi yang bersifat kesalehan publik lebih mendominasi. Menariknya, dalam TV non-konvensional muncul tipologi narasi lain yaitu praktik sunnah.
"Ini tidak terjadi di TV konvensional. Pasalnya, TV non-konvensional belum diregulasi sehingga hampir semua narasi agama dapat ditemukan," tambahnya.
Penelitian ini dilakukan melalui pengolahan berbasis big data terhadap 2427 video dari 25 stasiun TV, baik televisi konvensional maupun alternatif yang berbasis satelit dan internet yang tayang dalam periode 2013 hingga 2019.
Setelah melakukan beberapa filtering, tim peneliti menganalisis 1010 video dengan total durasi kurang lebih 310 jam. Dengan data tersebut, dilakukan analisis wacana dan topic modelling untuk kepentingan penelitian ini.