Yogyakarta, Gatra.com – Sampel-sampel pasien Covid-19 turut diteliti di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengantisipasi varian anyar virus Corona baru. Meski belum ada data, peningkatan kasus dan kematin membuat kemungkinan masuknya varian baru Covid-19 di DIY harus diwaspadai.
Pada Rabu (26/5), Pemda DIY menemukan 190 kasus Covid-19 selama 24 jam terakhir hingga Rabu siang dari 1.028 orang yang dites PCR. “Total kasus terkonfirmasi menjadi 43.835 kasus,” ujar Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih.
Adapun penderita yang sembuh bertambah 192 orang, sehingga total kesembuhan pasien menjadi 40.566 orang. Saat ini, warga DIY yang menjalani perawatan di rumah sakit dan menjalani isolasi mandiri dengan status kasus aktif 2.125 orang.“Penambahan kasus meninggal sebanyak 6 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 1.144 kasus,” kata Berty.
Selama sepekan terakhir, 19-26 Mei, kematian karena Covid-19 relatif tinggi pada 19-21, selama tiga hari berturut-turut, saban hari 10 orang wafat. Selanjutnya, tiap hari ada 6, 6, 7, 10, dan hari ini 6 kematian. Jumlahnya 65 kematian dalam 8 hari.
Lonjakan kasus dan kematian itu membuat Dinas Kesehatan Sleman DIY menduga varian baru Covid-19 sudah menyebar. Klaster terbaru ditemukan di Padukuhan Ngaglik, Caturharjo, Sleman.
Sebanyak 25 warga positif Covid-19 kemarin dibawa ke tempat karantina lewat konvoi 6 ambulans hingga videonya viral. Total ada 55 orang di kampung tersebut positif Covid-19. Data hari ini menunjukkan 81 dari 190 kasus Covid-19 di DIY berasal dari Sleman.
Direktur RS Panti Rapih Yogyakarta Triputro Nugroho mengakui kasus Covid-19 meningkat usai libur Lebaran. “Biasanya pasien di bawah 20 orang, meningkat jadi 30-an. BOR (keterisian ranjang) saat ini 50,8%. Kasus yang berat-berat masuk, lalu klaster-klaster keluarga. Mungkin akibat libur panjang kemarin,” tutur Triputro saat juma pers daring, Selasa.
Menurut dia, RS Panti Rapih terus mengirimkan sampel ke laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). “Ini untuk meneliti kemungkinan varian baru,” ujarnya. Saat ini lab UGM tengah meneliti sampel Covid-19 dari Cilacap yang diduga varian India.
Ketua Kelompok Staf Medis Patologi RS Panti Rapih Stephanus Yoanito menjelaskan sampai kini belum ada data varian baru Covid-19 masuk ke DIY. “Tapi sebuah keniscayaan. virus ini sangat labil dan mobile pada fase mudik, Itu menjadi faktor risiko penyebaran dan bermutasi,” kata dia.