Karanganyar, Gatra.com- Mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) milik Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) nyaris tak terpakai. Sarana untuk menyederhanakan dan memudahkan layanan administrasi kependudukan itu kurang dipahami operasionalnya. Mesin senilai Rp170 juta itu dipasang di muka pintu masuk kantor Disdukcapil Karanganyar. Bentuknya balok dengan layar monitor dan beberapa tombol di bagian muka. Tertulis 'robicom' di bawah layar.
Sejak diluncurkan 28 Desember 2020 sampai sekarang belum ada pemohon adminduk yang menggunakannya. Bukan karena problem sistem penyebabnya. Bahkan sistemnya sudah mumpuni untuk mencetak e-KTP kartu keluarga (KK), kartu identitas anak (KIA), KTP, akta pencatatan sipil, dan lainnya.
"Belum ada yang pakai ADM," kata Kasi Identitas Penduduk Disdukcapil Karanganyar, Warsini kepada Gatra.com, Selasa (25/5).
Ia mengatakan penggunaan ADM sebenarnya sudah disosialisasi sejak peluncurannya. Namun seakan masyarakat pemohon adminduk lebih familier dengan cara konvensional. Yakni datang langsung ke loket pendaftaran. Setelah diproses, mereka menunggu jadwal pengambilan dokumen jadi. Layanan tersebut paling cepat sehari baru selesai.
Jika dengan ADM, pemohon butuh waktu lebih singkat asalkan semua syarat terpenuhi. Sebelum masyarakat memanfaatkan layanan tersebut, penduduk bisa meminta PIN atau kode QR kepada petugas Disdukcapil melalui layanan perpesanan Whatsapp di 08112957751. Cetak secara mandiri memangkas waktu karena tanpa mengantre seperti pada umumnya. Awalnya, mesin itu akan dipasang di mal pelayanan publik. Namun Pemkab belum mewujudkan mal tersebut. "Mungkin belum banyak yang tahu caranya. Memang butuh waktu untuk membiasakan dengan cara baru," kata Warsini.
Seorang pemohon KK asal Jumantono, Sriningsih mengaku tak tahu cara pakai ADM. Ia melihat alat itu sebentar lalu membaca tulisan di alat tersebut. "Mau pecah KK. Dari desa sudah dibawa perangkat. Ini jadwal ambil. Katanya ada mesin yang bisa melayani. Tapi enggak tahu caranya," katanya.