Cilacap, Gatra.com – Sebanyak lima desa di tiga kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dilanda krisis air bersih pada awal kemarau tahun ini. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan kelima desa tersebut yakni, Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, Desa Cisumur dan Desa Gintungreja Kecamatan Gandrungmangu, serta Desa Rawaapu dan Purwodadi, Kecamatan Patimuan.
“Untuk saat ini, di musim kemarau, kita sudah mendapatkan permintaan droping air bersih, untuk wilayah Kawunganten, untuk wilayah Bojong. Kemudian Kecamatan Gandrungmangu dua desa dan Patimuan dua desa,” katanya, Selasa (25/5).
Komara menjelaskan, total hingga Senin, 24 Mei 2021, sebanyak delapan tangki bantuan air bersih berkapasitas 5.000 liter telah dikirimkan. Air bersih tersebut menjangkau sebanyak 5.031 jiwa di lima desa di tiga kecamatan tersebut.
Pengiriman akan terus dilanjutkan seiring bertambahnya permintaan bantuan air bersih. Pasalnya, diperkirakan permintaan bantuan air bersih semakin bertambah seturut musim kemarau di Cilacap. Peta rawan kekeringan di Cilacap, sebanyak 73 desa di 19 kecamatan rawan krisis air bersih. “Untuk besok masih ada lagi. Kalau hari ini ke Kecamatan Patimuan, besok masih ada lagi ke Kecamatan Gandungmangu,” jelasnya.
Komara menambahkan, wilayah yang mengalami krisis air bersih pada awal kemarau ini justru berada di dataran rendah. Di dataran rendah, air sumur tak layak konsumsi lantaran intrusi air laut dan berbau busuk.
Pasalnya, wilayah yang kini terdampak krisis air bersih berada di sekitar kawasan Laguna Segara Anakan yang dipengaruhi pasang surut air laut. Selain itu, tumpukan sedimen organik juga membuat air sumur tak layak konsumsi. “Untuk wilayah terdampak, petanya kita ada 73 desa,” ucap dia.