Jakarta, Gatra.com- Para pendeta yang merupakan pimpinan Persekutuan Gerja-gereja Lembaga Injili Indonesia (PGLII) menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD di kantornya pada Selasa (26/5). Mereka adalah Ketua Umum PGLII, Pendeta Ronny Mandang, Ketua Majelis Pertimbangan Pendeta Nus Reimas, dan empat pengurus lainnya.
Menurut Pendeta Ronny Mandang, Gereja Kemah injil adalah terbesar di Papua dan tersebar terutama di wilayah pedalaman dan pegunungan. Oleh karena itu, PGLII meminta kepada pemerintah untuk menjadi mediator dalam rangka berdialog dengan kelompok-kelompok di sana, harapannya agar kekerasan di Bumi Cendrawasih itu segera berakhir.
“Kami tanggal 6 April lalu melakukan dialog dengan para pimpinan gereja-gereja di sana. Mereka berharap agar pemerintah membuka dialog dan berharap kekerasan-kekerasan di Papua segera bisa berakhir,” ujar Pendeta Ronny dikutip dari keterangan resmi Kemenko Polhukam, Selasa (25/5).
Senada, Ketua Majelis Pembina, Pendeta Nus Reimas menjelaskan pentingnya pendekatan kultural bagi orang Papua yang hidup dan dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda. Menanggapi hal tersebut, Mahfud MD justru membuka pintu bagi pihak mana pun yang ingin menjadi mediator.
“Semoga bapak-bapak semua bisa menjadi mediator yang bisa diterima semua pihak di sana, karena kelompok di sana berbeda-beda juga. Setelah berdialog, selalu ada yang merasa tidak terwakili dan menyatakan tidak puas. Bila ada yang bisa menjadi mediator dan diterima berbagai pihak di Papua, akan kami libatkan dan fasilitasi," ujar Mahfud.
Mahfud juga menggunakan kesempatan dialog ini untuk menjelaskan kebijakan pemerintah dalam menangani Papua. Dalam keterangan tertulis itu diklaim bahwa pendekatan yang digunakan adalah kesejahteraan dengan tetap membangun dialog, disertai penegakan hukum bagi kelompok-kelompok separatis.