Slawi, Gatra.com - Jumlah kasus Covid-19 dari klaster keluarga di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah semakin melonjak usai bulan Ramadan dan Lebaran. Peningkatan dipicu banyaknya kerumunan.
Mengacu data yang dicatat di laman covid-19.tegalkab.go.id per Senin (24/5), jumlah kasus positif Covid-19 baru dalam sepekan terakhir mencapai 61 hingga 84 kasus per hari. Jumlah ini melonjak tiga kali lipat dari jumlah kasus harian pada dua pekan lalu yakni sekitar 20 kasus per hari.
Adapun secara akumulasi, jumlah kasus mencapai 6.587 orang. Dari jumlah itu, kasus aktif sebanyak 467 kasus. Terdiri dari 385 orang menjalani isolasi mandiri di rumah dan 82 orang dirawat di rumah sakit.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Sarmanah mengatakan, peningkatan kasus tersebut antara lain berasal dari klaster keluarga. "Paling banyak dari klaster keluarga. Hampir di setiap kecamatan itu ada klaster keluarga," kata Sarmanah, Senin (24/5).
Menurut dia, peningkatan kasus disebabkan mobilitas masyarakat yang tinggi saat Ramadan dan Idulfitri. Warga yang merantau di luar daerah juga banyak yang tetap nekat mudik kendati ada larangan.
"Banyak kegiatan keagamaan, seperti tarawih, halal bihalal. Sementara protokol kesehatannya kadang-kadang tidak diperhatikan. Maksudnya sering sel-selan (berdempetan), masih banyak tidak pakai masker. Itu meningkatkan risiko penularan," ujarnya.
Selain karena banyaknya kegiatan keagamaan yang mengabaikan protokol kesehatan, Sarmanah menduga lonjakan kasus juga disebabkan banyaknya masyarakat yang bepergian ke tempat wisata sehingga menimbulkan kerumunan.
"Banyak juga yang piknik, berkerumun. Padahal kita harus menghindari kerumunan karena ada potensi penularan Covid-19," ujarnya.
Meski ada peningkatan jumlah kasus yang signifikan, Sarmanah menyebut jumlah ruang isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit masih mencukupi. Dari 425 tempat tidur yang tersedia, yang sudah terisi pasien 136 tempat tidur atau tingkat keterisiannya sekitar 32 persen. Menurut Sarmanah, kapasitas rumah sakit mencukupi karena kebanyakan warga yang positif tidak mengalami gejala sehingga cukup menjalani isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan Satgas Covid-19 desa.
"Kalau yang dirawat di rumah sakit yang bergejala berat saja. Tapi untuk mengantisipasi lonjakan kasus, rumah sakit tetap menyiapkan penambahan ruang isolasi. Salah satunya di RSUD Suradadi, sudah disiapkan penambahan 60 tempat tidur," ujarnya.