Jakarta,Gatra.com- Menjadi lanjut usia adalah sebuah keniscayaan. Pengabdian terhadap bangsa dan negara telah dibuktikan lansia dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sosok Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat, yang didapuk memimpin sidang pertama BPUPKI yang melahirkan ide tentang dasar negara.
Ia lahir pada 21 April 1879 di Desa Melati, Kampung Glondongan, Kota Yogyakarta. Dari keluarga bawah tidak menyurutkan semangat Radjiman muda mengenyam pendidikan ke Belanda, Perancis, Inggris, Amerika hingga meraih gelar dokter di negeri Kincir Angin, Belanda pada usia 20 tahun.
Karier Radjiman muda dimulai saat bekerja sebagai dokter di rumah sakit CBZ di Batavia. Keberhasilannya dalam dunia medis membuat ia berhasil menduduki posisi sejajar dengan dokter-dokter dari Belanda. Pernah bertugas ke pelosok-pelosok tanah air ia jalani dan tak jarang ia menyaksikan perlakuan tidak adil Belanda terhadap warga pribumi.
Hingga pada suatu saat Radjiman memutuskan berhenti dari pegawai pemerintahan Belanda pada 1905, lalu mengabdikan diri dan ilmunya di Keraton Surakarta sebagai dokter keraton. Pengabdian Radjiman di Keraton Surakarta membuat Pakubuwono X memberikannya gelar Wedyodiningrat. Tak pelak dengan gelar ini mengangkat strata sosial Radjiman hingga masuk dalam lingkaran istana.
Berbekal status inilah mendorong Radjiman mudah terjun ke dunia politik praktis. Maka, dari sinilah awal kancah perpolitikan Radjiman dimulai hingga akhirnya beliau tergabung dalam organisasi Budi Utomo.
Sepanjang karier hidupnya, Radjiman adalah sosok berpengaruh yang kaya dengan pemikiran-pemikiran segar pada masanya. Saat lanjut usia (lansia) ia masih mempimpin sidang pertama dalam BPUPKI di Jakarta yang digelar pada 29 Mei 1945 yang menghasilkan bahan-bahan konstitusi dan rancangan dasar negara.
Semangat, dedikasi dan pengorbanan Radjiman Wedyodiningrat untuk kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi para genarasi penerus bangsa. Terlebih Presiden Soeharto mencanangkan 29 Mei sebagai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) di Semarang pada 29 Mei 1996. Terakhir, pada 6 November 2013 pemerintah Indonesia telah menetapkan dan menganugrahkan kepada Radjiman Wedyodiningrat sebagai pahlawan nasional. (*)