Karanganyar, Gatra.com- Dua santri Ponpes Lirboyo, Kediri asal Kabupaten Karanganyar tertunda masuk asrama gegara hasil rapid swab antigen reaktif Covid-19. Padahal mereka sudah berkemas dan akan diberangkatkan ke asrama.
Hal itu dikemukakan Sekretaris Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Karanganyar, Asyari Rofii kepada wartawan di sela pelepasan santri menuju ponpes tersebut, Senin (24/5). Awalnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar menguji spesimen 93 santri dan santriwan Ponpes Lirboyo asal Karanganyar yang akan masuk ke asrama. Dua diantaranya reaktif.
"Dua santri itu terkena flu dan hasil tes reaktif. Akhirnya ditunda dulu. Mereka kembali ke rumah untuk penyembuhan dan dikarantina sampai hasil tes nonreaktif, baru bisa masuk asrama," kata Asyari.
Sedangkan 91 lainnya yang nonreaktif dalam melanjutkan perjalanan. Tiga buah bus pariwisata mengangkut mereka dari pelataran kantor Bupati Karanganyar menuju ponpesnya. Dari 91 santri itu, 20 diantaranya rapid swab mandiri."Lainnya difasilitasi Dinas Kesehatan," katanya.
Asyari menambahkan, masih ada pemberangkatan santri Lirboyo dari Karanganyar selanjutnya. Jumlahnya sekitar 30-an santri.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyampaikan, Pemkab Karanganyar memfasilitasi tes cepat antigen terhadap santri dari Karanganyar yang akan masuk ke pesantren. Baik itu ponpes di Karanganyar maupun luar kota.
"Kita fasilitasi rapid test. Dinas Kesehatan Karanganyar yang melakukan rapid tes. Supaya mereka ayem," kata Juliyatmono usai melepas keberangkatan santri Ponpes Lirboyo Kediri dari Karanganyar di depan Kompleks Kantor Setda Kabupaten Karanganyar.
Sebelum puluhan santri Ponpes Lirboyo tersebut diberangkatkan, puluhan santri Ponpes Gontor sudah terlebih dulu mendahului.
"Tadi pagi yang (Ponpes) Gontor sudah berangkat jam 7. Jumlah keseluruhan santri dari Karanganyar yang di Gontor 200-an. Bertahap, tidak serta merta sekaligus mungkin besok ada lagi," katanya.
Bagi santri luar kota yang masuk ke Ponpes di Karanganyar diberlakukan hal yang sama. Yakni harus menunjukkan hasil nonreaktif Covid-19. Setelah itu, santri harus menjalani karantina di pesantren.
"Ini untuk memastikan supaya 14 hari setelah lebaran, santri betul-betul sehat dan bisa membaur dengan nyaman saat berada didalam asrama," katanya.