Home Politik Puan Sindir Medsos, PDIP Bisa Tak Populer di Anak Muda

Puan Sindir Medsos, PDIP Bisa Tak Populer di Anak Muda

Yogyakarta, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDIP, Ganjar Pranowo, tak diundang di acara PDIP di Jateng. Di acara itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani bilang pemimpin jangan cuma aktif di media sosial (medsos).

Nyarwi Ahmad, Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), menyatakan PDIP harus mampu menata struktur organisasi partai, bukan hanya sebagai organisasi parpol, melainkan juga sebagai mesin pemasaran politik yang efektif dan penetratif.

Mesin politik tersebut harus gesit di berbagai jenis arena politik, termasuk di medsos. "Untuk mencapai ini, para elit PDIP dituntut mampu melakukan penetrasi pasar politik secara intens ke kalangan masyarakat luas melalui berbagai jenis interaksi langsung," kata Nyarwi, Minggu (23/5) malam.

Menurutnya, di tengah menguatnya penggunaan berbagai jenis platform medsos dan dalam situasi pandemi saat ini, penggunaan medsos kian tak terelakkan.

"Tanpa memaksimalkan penggunaan media sosial, penetrasi pasar PDIP di kalangan anak-anak muda kian terbatas. PDIP bisa saja mampu mendapatkan dukungan besar dari para pemilih tua, namun bisa kurang populer di kalangan anak muda," tutur pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi UGM ini.

Padahal pemilih muda usia 17-40 tahun diperkirakan mendominiasi pemilu 2024 hingga 60%. Kemampuan bermain di berbagai area politik, termasuk di medsos, itu menjadi salah satu syarat sebuah parpol jadi pemasar politik andal.

Syarat lain, parpol memiliki tingkat party ID atau identitas keparpolan yang kuat. "Dibandingkan dengan partai-partai lainnya, party ID pemilih PDIP secara umum lebih besar. Namun, para pemilih PDIP yang memiliki party ID kuat tersebut secara umum belum merata di seluruh Indonesia," paparnya.

Menurut Nyarwi, pemilik party ID kuat tersebut masih ada di Jawa, khususnya di Jawa Tengah. "Meski demikian, untuk syarat yang pertama ini, PDIP secara umum memiliki modal yang cukup baik," katanya.

Selain itu, para elite PDIP, khususnya figur publik, harus mampu lebih memasarkan partai dibandingkan dirinya. Mereka dituntut memiliki semangat kolektif untuk lebih mengedepankan kinerja PDIP sebagai sebuah parpol dalam panggung politik lokal dan nasional dibandingkan kinerja dirinya sebagai personal.

Pernyataan Ketua PDIP Jateng Bambang 'Pacul' Wuryanto soal Ganjar yang kebablasan nyapres dapat dilihat sebagai warning bagi semua kader PDIP untuk memasarkan PDIP ketimbang diri mereka.

"Namun hal tersebut sepertinya tidak mudah, karena dalam panggung politik lokal dan nasional saat ini, visibilitas profil dan kinerja elit-elit parpol, khususnya yang menjadi pejabat publik di lembaga eksekutif, lebih menonjol, dibandingkan visibilitas kinerja organisasi parpolnya," tuturnya.

Sejumlah survei menunjukkan Ganjar, yang sangat aktif di medsos, makin populer dan terkerek elektabilitasnya melampaui para tokoh pimpinan partai, termasuk Puan Maharani.

Survei IPS awal April 2021 menunjukkan dari 30 capres, elektabilitas Ganjar sebesar 14,4 %, nomor dua setelah Prabowo dengan 25,4 %. Dalam bursa cawapres, Ganjar berada di urutan ketiga dari 30 nama dengan 8,3 % mengikuti Anies Baswedan dengan 12.8%.

"Tingkat elektabilitas ini juga tidak banyak mengalami perubahan untuk survei dengan 18 dan 10 nama capres dan cawapres," kata Nyarwi.

305