Yogyakarta, Gatra.com – Vaksinasi diprediksi tak akan mampu mengakhiri pandemi lantaran cakupan dan kecepatannya jauh dari memadai. Dengan situasi itu, herd immunity atau kekebalan bersama diperkirakan tak tercapai dan Covid-19 bakal terus ada sebagai flu musiman.
Hal itu dipaparkan epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad dalam ‘Syawalan UGM dan Keluarga Alumni UGM (Kagama)1442H Online se-Indonesia Raya’, Minggu (23/5).
Ia menjelaskan, sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Israel, saat ini sanggup mengendalikan Covid-19 karena telah terbentuk herd immunity (HI). “Cakupan dan kecepatan vaksinasi harus tinggi,” ujar pria yang akrab disapa Doni ini.
Namun kondisi itu sulit terjadi di Indonesia. Untuk mencapai HI, 70% populasi atau sekitar 185 juta penduduk Indoneia harus punya imunitas atas Covid-19.
“Dengan vaksin Sinovac yang memiliki efikasi 65%, dan target vaksinasi 188 juta (orang), maka imunitas baru 122 juta. Ini tentu saja akan kurang dari kebutuhan untuk mencapai HI. Sekitar 63 juta orang kekurangannya,” tuturnya.
Selain cakupan tersebut, vaksinasi juga harus digelar secara cepat. Menurut Doni, daya imunitas setelah vaksinasi adalah satu tahun.
“Kalau mau capai HI, cakupan tersebut harus kurang dari satu tahun. Kalau tidak, mereka yang sudah tervaksinasi akan kehilangan imunitasnya, meski masih punya memori sel. Ini akan sebabkan situasi HI sulit dicapai,” paparnya.
Doni menyatakan, selama empat bulan ini, vaksinasi di Indonesia dengan dua kali suntikan vaksin baru mencapai 3-4% dari target. ”Akan sangat mungkin kalau kita tidak akan bisa hentkan pandemi dengan segera karena HI sulit dicapai,” kata dia.
Namun vaksinasi tetap mampu menurunkan penularan Covid-19, jumlah kasus, hospitalisasi, dan kematian. “Covid masih terjadi tapi angkanya tidak makin besar sehingga kita masih mampu berkegiatan relatif lebih mudah dibanding di masa awal pandemi,” ujarnya.
Doni memprediksi vaksinasi kemungkinan besar tak akan bisa mengakhiri pandemi. Hal ini karena HI sulit dicapai.
“Untuk menghentikan pandemi, kita harus capai HI tidak hanya satu negara tapi secara global. HI itu punya durasi. Setahun lagi, AS akan kehabisan HI. Virus masih akan terus bersirkulasi dan kemungkinan pandemi berevolusi menjadi flu musiman,” paparnya.
Virus penyebab Covid-19 juga akan terus bermutasi dan mobilitas manusia akan mempengaruhi kemunculan gelombang berikutnya. “Oleh karena itu, mau tidak mau yang tetap harus dilakukan adalah 5M,” katanya.
Protokol kesehatan 5M meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
“Meski kita berharap pandemi berakhir, secara rasional berdasarkan data, kita perlu juga sadar akan mengalami pandemi beberapa tahun, 3-4 tahun, dengan berbagai peningkatan kasus dan gelombang berikutnya tergantung pola mobilitas dan mutasi virus,” tuturnya.