Jakarta, Gatra.com – Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja, mengatakan, hanya segelintir masyarakat yang mengetahui wacana Koalisi Partai Poros Islam.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukannya pada April 2021 lalu, hanya 14,8% dari 1.600 orang responden yang menyatakan mengetahui wacana ini. Artinya, menurut Muslimin, tingkat kesadaran tentang wacana Koalisi Partai Poros Islam masih rendah.
Bahkan, dari 14,8% responden ini, 43% di antaranya menyatakan tidak yakin wacana ini bisa terwujud. Sedangkan 46% lainnya meyakini wacana koalisi ini bisa terjadi.
"Paling tidak ini menggambarkan bahwa saat ini publik kurang yakin kalau ini bisa terwujud. Ini adalah tantangan tersendiri bagi partai poros Islam. Di mana persepsi publik itu ternyata belum terlalu yakin," katanya dalam diskusi virtual pada Minggu (23/5).
Menanggapi hal ini, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, menyebut bahwa jumlah 14,8% sudah cukup bagus. Lantaran, wacana Koalisi Partai Poros Islam masih belum ada tindak lanjut.
"Faktanya adalah bahwa negara ini dibangun oleh dua pilar dan keduanya eksis. Yaitu kelompok nasionalis dan kelompok agamis," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Mardani, dalam Pilpres 2024 nanti, PKS akan mengusung figur gabungan antara nasionalis dan agamis, sehingga diharapkan bisa menyatukan masyarakat dan memiliki potensi serta peluang lebih besar.
"Bisa presidennya dari agamis, wakilnya nasionalis, atau nasionalis-agamis," ucapnya.