Tegal, Gatra.com- Sebanyak 140 santri di Kota Tegal, Jawa Tengah menjalani rapid test antigen menjelang keberangkatan mereka kembali ke pondok pesantren, Sabtu (22/5). Langkah ini untuk mencegah munculnya klaster Covid-19 di pesantren.
Rapid test antigen digelar di Aula Kantor Kelurahan Bandung, Kecamatan Tegal Selatan. Para santri yang datang dari sejumlah kelurahan di Kota Bahari satu per satu diambil sampel swabnya untuk diperiksa oleh petugas Puskesmas Bandung.
Pelaksanaan rapid test antigen gratis tersebut difasilitasi oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tegal dan Dinas Kesehatan Kota Tegal. Ketua PCNU Kota Tegal Abdal Hakim Tohari mengatakan, santri yang menjalani rapid test antigen merupakan santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
"Hari Senin (24/5) santri-santri sudah harus masuk ke pesantren. Sebagaimana kita dulu menerima dari Lirboyo, nanti kita akan melepas mereka. Ini kami PCNU bersama dengan Dinas Kesehatan memfasilitasi tes swab gratis untuk para santri sebelum kembali ke sana," ujarnya.
Menurut Abdal Hakim, pelaksanaan rapid test antigen diharapkan bisa mencegah terjadinya penularan Covid-19 di pondok pesantren. Para santri diperbolehkan berangkat jika hasil rapid test antigen-nya negatif. "Kalau sudah negatif artinya sudah aman untuk diberangkatkan," katanya.
Kepala Puskesmas Tegal Selatan, Susan mengatakan, santri yang dirapid test antigen total berjumlah 140 orang. Surat hasil tes swab itu akan dibawa sebagai persyaratan sebelum mereka masuk ke pesantren.
"Sejauh ini hasilnya negatif semua. Meski begitu, mereka kami imbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, untuk tetap mengisolasi diri, tidak boleh ke mana-mana setelah diswab ini," ujarnya.
Menurut Susan, jika ada santri yang hasil tesnya positif Covid-19, maka akan langsung dibawa ke rusunawa di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat untuk diisolasi. "Di sana diisolasi dulu minimal lima hari sambil dipantau, ada gejala atau tidak. Di hari kelima kita swab PCR. Nanti setelah hasil PCR-nya keluar dan negatif, baru boleh pulang," jelasnya.
Sementara itu, salah seorang santri, Muhammad Fajri Maulana (18) warga Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margadana, mengaku sudah tiga tahun mondok di Lirboyo. “Pulang ke Tegal pada 17 Ramadan. Saat akan pulang melakukan swab juga dan hasilnya negatif. Alhamdulillah belum pernah terpapar,” ucapnya.