Jakarta, Gatra.com- Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi, mengungkapkan Pemerintah Kota (Pemkot) daerah tersebut telah membuat program-program relaksasi terhadap persoalan-persoalan sosial, budaya dan ekonomi saat pandemi COVID-19 menyerang.
"Misalnya para pelanggan PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum], waktu tahun yang kemaren, itu didiskon pembayarannya 20 persen tanpa terkecuali. Mulai yang kelas industri, menengah sampai dengan masyarakat bawah," tuturnya, dalam acara virtual Open Goverment Week 2021 bertajuk "Kabupaten/Kota HAM di Masa Pandemi: Peran Pemerintah Daerah dalam Memajukan Pemulihan Pandemi", yang diselenggarakan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) pada Kamis, (20/5) dan disiarkan langsung via Zoom dan kanal YouTube INFID TV.
Selain itu, kata Hendi, mereka juga telah membuat program relaksasi kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) di mana menggratiskan retribusinya. Mereka pun menggratiskan biaya sewa bagi yang tinggal di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang dikelola oleh Pemkot setempat.
"Termasuk temen-temen yang hari itu di wilayah pariwisata, sebuah wilayah yang tadinya diprediksi tidak akan pernah terkena krisis apapun, tapi pada saat Covid, pariwisata ini justru yang paling-paling terkena dan terpuruk, kita buat kebijakan-kebijakan. Misalnya pajak bulan Maret, April, Mei boleh dibayarkan di akhir tahun. Lalu pembayaran pajak untuk Juni, Juli dan seterusnya kita kasih diskon dan seterusnya. Ini bagian kita untuk kemudian mengambil kebijakan yang membuat masyarakat ini bisa eksis di saat persoalan pandemi Covid," sambungnya.
Sementara itu, bagi yang terkena secara telak karena dampak COVID-19, ujar Hendi, semisal ada yang dirumahkan, ada yang tidak bisa bekerja, mereka mencatat bahwa selama setahun kemarin sudah membantu 2.742.944 paket bantuan kepada masyarakat. Di mana, total penduduk Semarang sekitar 1,7 juta jiwa, maka bantuannya beraneka ragam.
Lanjutnya, Presiden Republik Indonesia (Presiden RI) Joko Widodo saat itu juga telah membantu secara langsung yakni sebesar 10.000 paket. Kementerian Sosial RI juga membantu dengan 1.763.615 paket, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah membantu paket sembilan bahan pokok atau sembako sebesar 144.617 paket dan Pemkot Semarang tiap bulannya menyalurkan 120 ribu paket sembako dengan total sampai akhir tahunnya ada 851.712 paket. "Hal ini tentu saja kita menginginkan supaya masyarakat yang ada di Semarang yang terkena dampak itu bisa tetep bertahan hidup," ucap Hendi.
"Selain itu, kita membuat yang namanya Kampung Siaga Candi Hebat. Orang itu kita minta untuk bergerak bersama, mandiri, jadi mulai masuk ke kampung-kampung tersebut, rekan-rekan RT/RW sudah harus mengukur suhu tubuhnya. Disiapin tempat karantina kalo suhu tubuhnya tinggi dan juga ibu-ibu PKK [Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga] kita ajak terlibat untuk membuat yang namanya hidroponik ketahanan pangan. Di bawahnya ada kolam yang juga kita bantu untuk bibit lele, bibit ikan-ikan air tawar. Dan alhamdulillah dengan kondisi kemaren, sudah ada sekitar 277 Kampung Siaga Candi Hebat yang ada di Kota Semarang," imbuhnya.