Jakarta, Gatra.com – Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mencatat, ada 27 kasus kematian yang diduga akibat vaksin Sinovac. Namun, hasil investigasi menunjukkan kematian tersebut tidak terkait dengan vaksinasi.
Menurut Ketua Komnas KIPI Prof. Hindra Irawan Satari, tim investigasi menemukan bahwa sejumlah kasus tadi disebabkan faktor lain.
Rinciannya, 10 kasus akibat terinfeksi Covid-19, lalu 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 1 orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak, dan 2 orang karena diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol.
“Kenapa kami bisa membuat diagnosis itu? Karena datanya lengkap. Diperiksa, dirawat, di-rontgen, diperiksa lab, di CT-scan, dapat diagnosisnya,” jelas Prof. Hindra dalam keterangannya, Jumat (21/5).
Dia menegaskan bahwa hingga kini tidak ada yang meninggal karena vaksinasi Covid-19. Hal ini perlu dijelaskan kembali mengingat banyak berita simpang siur yang mengaitkan beberapa kasus kematian dengan vaksinasi Covid-19.
“Sementara itu, ada 3 kasus kematian yang diduga akibat vaksinasi dengan AstraZeneca. Namun juga tidak diakibatkan oleh vaksinasi, melainkan lebih karena penyakit lain,” tambahnya.
Diketahui, pada 16 Mei 2021, pemerintah menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 untuk pengujian toksisitas dan sterilitas oleh BPOM. Upaya tersebut merupakan bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.
“Kemungkinan perlu waktu satu hingga dua pekan untuk melakukan investigasi dan pengujian ini. Kemenkes menghimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan hoax yang beredar. Masyarakat diharapkan selalu mengakses informasi dari sumber terpercaya,” terang juru bicara Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi.
Batch CTMAV547 saat ini berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility.
Batch ini sudah didistribusikan untuk TNI serta sebagian ke DKI Jakarta dan Sulawesi Utara.