Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membenarkan terkait ramainya kabar yang menyebutkan tentang penawaran program pensiun dini bagi karyawan Garuda Indonesia.
Irfan menyampaikan bahwa saat ini manajemen Garuda tengah dalam tahap awal penawaran program pensiun yang dipercepat bagi karyawan yang memenuhi kriteria dan persyaratan keikutsertaan program tersebut.
Irfan menjelaskan bahwa langkah penawaran program pensiun dini yang dipercepat terpaksa diambil atas dasar pemulihan kinerja usaha, yang tengah dijalankan Garuda guna menjadikan kondisi perusahaan menjadi lebih sehat serta adaptif dalam menjawab tantangan kinerja usaha di era kenormalan baru.
Irfan mengakui bahwa situasi pandemi yang masih terus berlangsung hingga saat ini, mengharuskan Garuda Indonesia melakukan langkah percepatan penawaran pensiun dini pada karyawan.
Menurutnya, Garuda Indonesia harus melakukan penyesuaian aspek supply & demand sejalan dengan penurunan kinerja operasi, imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan.
Pada prosedurnya, Irfan menegaskan bahwa program pensiun yang dipercepat ini ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang telah memenuhi kriteria.
Irfan mengungkapkan bahwa Kebijakan tersebut menjadi penawaran terbaik yang dapat manajemen Garuda upayakan terhadap karyawan di tengah situasi sulit akibat pandemi saat ini.
Irfan turut meyakinkan bahwa keputusan yang dikeluarkan manajeman mengedepankan kepentingan bersama seluruh pihak, baik karyawan maupun Perusahaan.
Irfan memastikan bahwa seluruh hak pegawai yang akan mengambil program tersebut akan dipenuhi sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku serta kebijakan perjanjian kerja yang disepakati antara karyawan dan Perusahaan.
Lewat program pensiun yang dipercepat tersebut, manajemen Garuda Indonesia berusaha untuk memberikan kesempatan kepada karyawan yang ingin merencanakan masa pensiun sebaik mungkin, khususnya bagi mereka yang memiliki prioritas lain di luar pekerjaan, maupun peluang karir lainnya di luar perusahaan.
"Ini merupakan langkah berat yang harus ditempuh Perusahaan. Namun opsi ini harus kami ambil untuk bertahan ditengah ketidakpastian situasi pemulihan kinerja industri penerbangan yang belum menunjukan titik terangnya di masa pandemi COVID-19 ini," kata Irfan.