Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara, mengungkapkan bahwa konsolidasi fiskal harus menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah Indonesia dalam waktu dekat ini. Upaya ini dinilai menjadi respons yang cocok terhadap jebloknya pertumbuhan ekonomi nasional akibat merebaknya pandemi Covid-19.
“Konsolidasi fiskal harus menjadi PR kita. Tahun lalu, defisit anggaran mencapai Rp1.000 triliun. Tahun ini juga diperikirakan akan Rp1.000 triliun,” ujar Suahasil dalam webinar bertajuk "Sustainable Ways to Implement Post-Covid-19 Recovery" yang digelar pada Kamis (20/5).
“Itu adalah jumlah yang teramat besar. Kita harus memastikan agar anggaran kita kembali kepada kehidupan yang sehat,” sambung Suahasil.
Ia menilai bahwa konsolidasi fiskal bersifat penting. Untuk melakukannya, ia memandang bahwa pemerintah perlu melakukan reformasi pendapatan, pengeluaran, dan strategi pembelanjaan. Ia mengatakan bahwa saat ini, tiga hal tersebut menjadi fokus utama Kementerian Keuangan.
Reformasi pendapatan meliputi pajak dan administrasi, serta kebijakan untuk reformasi pajak yang adil dan pantas, optimalisasi manajemen aset, dan inovasi untuk meningkatkan pendapatan non-pajak.
Sementara untuk reformasi pengeluaran meliputi anggaran tak bersisa (zero based budgeting), subsidi yang terintegrasi dan tepat sasaran, program jaringan pengaman sosial yang efektif, penguatan fungsi desentralisasi fiskal, dan peningkatan pengendalian mutu dan transfer dana antar-instansi pemerintah.
Lalu strategi pembelanjaan meliputi pembelanjaan yang inovatif dan berkelanjutan. Ini termasuk manajemen utang berkelanjutan, pembiayaan penanaman modal yang efektif, pendalaman finansial, inovasi pembiayaan melalui sovereign wealth fund (SWF), standard minutes values (SMV), dan public-private partnership (PPP), serta manajemen keuangan yang kuat untuk dana cadangan (fiscal buffer) yang efisien.