Jakarta, Gatra.com – Tono Supartono, pengusaha sekaligus musikus penulis lagu "Keagungan Tuhan" yang dinyanyikan oleh Eddy Silitonga dan menjadi hits di Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors pada tahun 1978 silam, merilis single baru berjudul "Sang Bidadari".
Pendiri Magenta Orchestra pada tahun 2004 lalu bersama Indra U Bakrie dan Andi Rianto itu merilis single tersebut seusai vakum dari dunia musik karena kegiatan bisnis. Judul single tersebut hendak menjadi judul dari mini album solo miliknya yang akan dirilis nanti.
Dalam proses pengerjaan single "Sang Bidadari", ia dibantu langsung oleh sahabatnya Andi Rianto. Andi dikenal sebagai salah satu komposer dan music director senior Tanah Air.
Tono mengungkapkan pada Kamis (20/5), bahwa lagu "Sang Bidadari" ini pada awalnya merupakan sebuah ide spontan yang muncul di tengah kejenuhannya karena vakumnya berbagai kegiatan pada awal pandemi Covid-19.
Sementara itu, ia juga sudah terbiasa mengisi waktu luangnya dengan bermusik dan menulis lagu dan telah menghasilkan beberapa album yang menjadi hits. Di antaranya, album Tono & Trust Band, Moving On (Magenta Singers), dan Kumpulan Melodi Terbaik Tono Supartono.
Dalam pengerjaan album Kumpulan Melodi Terbaik Tono Supartono, ia bekerja sama dengan berbagai penyanyi, yaitu Nania Yusuf, Sammy Simorangkir, Be 3, Wisha Sofia Dewi (Magenta Singer), dan Alm. Dendy Mikes.
Menurut Tono, lagu Sang Bidadari tercipta hanya dalam hitungan jam. Kemudian ia pun berkomunikasi dengan Andi via telepon untuk dibuatkan aransemen musik bernuansa orkestra.
Mereka berkomunikasi mengenai Magenta Orchestra tidak bisa digunakan karena pandemi. Akhirnya, muncul ide Andi untuk coba menghubungi Budapest Scoring Orchestra. Andi meminta waktu selama tiga hari untuk menulis partitur Sang Bidadari dan akhirnya Tono menyetujui.
Kondisi pandemi virus corona membuat Tono dan Andi tidak dapat mengawasi proses rekaman secara langsung ke Budapest. Akan tetapi, sebelum proses rekaman dimulai, Andi secara berkala mengirimkan partitur yang akan dijadikan acuan melalui surel.
Proses pengawasan rekaman tersebut juga harus dilakukan secara jarak jauh dengan metode remote recording. Andi beserta sound engineer mengawasi proses rekaman instrumen orkestra secara langsung lewat layanan live streaming agar dapat memberikan feedback secara langsung.
Ini menjadi salah satu tantangan di dalam proses pembuatan Sang Bidadari, namun segala proses yang rumit ini, bagi Tono dan Andi sebanding dengan kepuasan akan hasil rekaman Sang Bidadari. Perlu diketahui bahwa album ini proses mixingnya digarap oleh Tommy P. Utomo dan Masteringnya oleh Don Bartley (Sidney Australia).
Di samping itu, single Sang Bidadari telah dapat dinikmati di berbagai layanan streaming musik digital dari pukul 00.00 Kamis dini hari, 20 Mei 2021. Single ini dirilis sekaligus dengan video klipnya. Videonya dapat dilihat via kanal YouTube Overclock Studios.
Video klip Sang Bidadari digarap oleh sutradara muda Wahyu Taufani Prialangga yang sebelumnya telah terlibat di dalam pembuatan beberapa video klip penyanyi papan atas Tanah Air, seperti Raisa, Noah, dan Bunga Citra Lestari (BCL).
Video klip Sang Bidadari proses shooting-nya dilakukan di 2 kota berbeda dan sengaja dibuat dengan konsep sedemikian rupa agar dapat menyesuaikan nuansa dari single Sang Bidadari yang terbilang unik karena melibatkan kelompok musik orkestra dari Budapest.
Dengan perilisan single dan video klip Sang Bidadari ini, Tono berharap dapat menjadi inspirasi bagi para anak muda bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai dalam berkarya karena pada akhirnya usia hanyalah sebuah angka.