Kuala Lumpur, Gatra.com - Malaysia melaporkan rekor 6.806 kasus COVID-19 baru pada Kamis (20/5). Angka ini meningkat ketika negara itu terus memerangi gelombang infeksi ketiga.
Dikutip Channelnewsasia, Kamis (20/5), peningkatan ini adalah hari kedua berturut-turut di Malaysia yang mencatat rekor jumlah kasus harian sejak pandemi dimulai. Pada hari Rabu, negara itu mencatat 6.075 kasus COVID-19 baru, tertinggi sejak 30 Januari.
Kementerian kesehatan Malaysia menyebut dari 6.806 infeksi yang dilaporkan pada Kamis, terdapat 2.277 kasus berasal dari Selangor dan 615 kasus dari Johor. Kuala Lumpur mencatat 655 kasus baru.
Ada juga rekor kematian sebanyak 59, sehingga jumlah kematian seara nasional mencapai 2.099 orang.
Ini adalah keempat kalinya Malaysia mencatat rekor kematian harian akibat COVID-19 dalam waktu kurang dari dua minggu, atau melampaui angka tertinggi sebelumnya yaitu 47 kematian pada 18 Mei.
Hingga Kamis, penghitungan kasus COVID-19 Malaysia mencapai 492.302, di mana 50.171 kasus aktif atau menular. Ada 587 pasien di unit perawatan intensif.
Otoritas kesehatan dalam beberapa hari terakhir telah mengimbau masyarakat untuk tinggal di rumah dan meminimalkan aktivitas yang tidak penting.
Pada Rabu malam, Kementerian Kesehatan memposting tweet, mendesak warga untuk melakukan "penguncian diri" di rumah masing-masing. Langkah-langkahnya termasuk tidak mengundang tamu ke rumah mereka dan hanya keluar untuk membeli bahan makanan seminggu sekali.
Awal bulan ini, pemerintah melarang kegiatan sosial dan perjalanan antar kabupaten dan negara bagian sebagai bagian dari Perintah Kontrol Gerakan (MCO) nasional yang diberlakukan sebelum liburan Hari Raya.
Meski semua sektor ekonomi diizinkan untuk beroperasi selama MCO 3.0 nasional, yang berlaku hingga 7 Juni.
Pada Kamis sore, media lokal melaporkan bahwa Perdana Menteri Muhyiddin Yassin akan memimpin pertemuan pada hari Jumat untuk memutuskan tindakan selanjutnya.
“Ini termasuk kemungkinan penerapan "penguncian penuh", seperti MCO pertama yang diterapkan pada Maret 2020,” kata media lokal, mengutip Menteri di Departemen Perdana Menteri Takiyuddin Hassan.